Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta soal penyelesaian dua perbatasan Indonesia dan Timor Leste, yaitu segmen Noel Besi, Citrana dan segmen Bidjael Sunan Oben. Ini adalah dua perbatasan yang dulunya menjadi lokasi sengketa antar kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya menekankan pentingnya kedua negara untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa," kata dia usai pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 19 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
10 tahun yang lalu, ini adalah dua dari tiga segmen yang masuk lokasi sengketa. "Masih tiga segmen batas negara yang belum disepakati kedua negara," kata Ketua Tim Terpadu dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan, T.H. Susetyo, di Kupang, NTT, Rabu, 15 Agustus 2012.
Pertama Noel Besi, Citrana di Desa Netemnanu Utara, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, dengan Distrik Oecusee, Timor Leste. Lokasi ini menyangkut areal persawahan sepanjang Sungai Noelbesi, yang status tanahnya masih merupakan daerah steril.
Segmen kedua ada di Bidjael Sunan Oben di Kabupaten Timor Tengah Utara dengan Distrik Oecusee, yaitu pada areal seluas 489 bidang tanah sepanjang 2,6 kilometer atau 142,7 hektare. Tanah tersebut merupakan tanah yang disterilkan agar tidak menimbulkan masalah karena Indonesia Timor Leste mengklaim sebagai miliknya.
Segmen ketiga ada di Delomil Memo, Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Distrik Bobonaro, yaitu perbedaan identifikasi terhadap Median Mota Malibaca pada aliran sungai sepanjang 2, 2 kilometer atau pada areal seluas 41,9 hektare.
Untuk Delomil Memo, Indonesia dan Timor Leste telah menyepakati garis batas kedua negara atau demarkasi pada Juni 2013. "Hari ini satu dari tiga titik tersebut sudah disepakati, yang tadi kita sepekati adalah di Delomil Memo, masih ada dua titik lagi yang harus disepakati," kata Menteri Luar Negeri saat itu, Marty Natalegawa,
Barulah pada Juli 2017, Indonesia dan Timor Leste akhirnya menyepakati penyelesaian kedua batas ini pada Juli 2019. Selain itu, kedua negara juga telah menyepakati pengaturan teknis terkait dengan Haumeniana-Passabe dan Motaain-Batugede.
“Dalam pertemuan yang dilangsungkan dalam suasana bersahabat tersebut, kami telah sepakat mengenai penyelesaian batas darat," kata Menteri Politik Hukum dan Keamanan saat itu, Wiranto saat menerima kunjungan Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao.
Xanana kala itu datang sebagai Ketua Perunding Perbatasan Timor Leste. Sehingga dengan rampungnya batas darat kedua negara, Wiranto saat itu menyebut kedua negara mulai melaksanakan perundingan batas maritim.
“Tadi teman baik saya, Pak Wiranto bilang lebih cepat lebih baik, ini bukan karena kita mau cepat-cepat tapi sudah lama sekali, tapi kita mau melanjutkan negosiasi batas laut,” kata Xanana Gusmao. saat itu.
Masih soal perbatasan, Jokowi juga meminta pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat selesai pada tahun ini. "Saya juga mendorong agar joint border committee dapat dilakukan kembali," kata kepala negara.