Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kunjungannya ke Kantor PBNU Jakarta, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berperan penting dalam menyuarakan perdamaian, sehingga pantas untuk dicalonkan sebagai kandidat peraih nobel perdamaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya melihat sejak dahulu, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah mempunyai peran yang sangat penting dalam menyuarakan perdamaian,” kata Jose Ramos-Horta didampingi Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Rabu, 20 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gus Yahya pun menyambut baik rencana pencalonan NU sebagai kandidat peraih nobel perdamaian oleh Presiden Ramos Horta. “Kami berterima kasih untuk tadi,” kata Gus Yahya di waktu terpisah.
Diketahui bahwa pada 2021, Presiden Ramos Horta sebagai peraih Nobel Perdamaian 1966 mencalonkan NU dan Muhammadiyah untuk meraih nobel perdamaian lantaran ia meyakini, karakter masyarakat muslim Indonesia yang moderat berakar dari dua organisasi Islam besarnya.
Presiden Ramos Horta turut mencalonkan PBNU untuk bergabung ke dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) serta menjadi calon peraih Zayed Award for Human Fraternity.
Zayed Award for Human Fraternity, yaitu penghargaan global independen yang mengakui individu ataupun organisasi berkontribusi besar bagi kemajuan manusia dan kehidupan yang damai.
Menurut Yahya Cholil Staquf, pertemuan hari ini kedua belah pihak berdiskusi terkait dengan beberapa hal, di antaranya rencana kerja sama Timor Leste dengan PBNU untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan. Selain itu, PBNU turut mengundang Timor Lester untuk hadir dalam pertemuan Religion 20 (R20) di Bali pada 2-3 November 2022.
“Kami minta beliau (Ramos Horta) mengirim perwakilan tokoh agama dari Timor Leste dan ada Uskup Timor Leste yang sebentar lagi akan diangkat menjadi Kardinal oleh Paus, Insha Allah beliau yang akan dikirim untuk menghadiri R20 nanti bulan November,” ucap Ketum PBNU Yahya Cholil.
Presiden Ramos Horta beserta rombongan tiba di Gedung PBNU sekitar pukul 9.05 WIB dengan mengenakan jas dan masker bercorak barik. Ramos Horta disambut langsung oleh Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf yang kemudian, masuk ke Gedung PBNU untuk melakukan pertemuan tertutup.
MUTIA YUANTISYA