Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jokowi Geram Dana Kelurahan Dituduh Politis

Presiden Jokowi berang karena dana kelurahan dituduh politis.

24 Oktober 2018 | 08.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri Apel Akbar Santri Nusantara 2018 di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah 20 Oktober 2018. Acara yang sekitar 48 ribu santri tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional sekaligus bagian dari Safari Presiden berkunjung ke Ponpes di Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kesal dengan adanya politikus terutama dari kubu oposisi yang menyebut dana kelurahan adalah program politis menjelang Pilpres 2019. Pemerintah memang berencana memberikan dana untuk kelurahan-kelurahan se-Indinesia lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi mengatakan rencana pemberian dana kelurahan ini sudah digodok lama berbarengan dengan dana desa. "Bukan hanya di desa saja yang ada dananya, tapi kelurahan juga membutuhkan untuk memperbaiki selokan, memperbaiki jalan di kampung-kampung, sehingga tahun depan akan ada dana kelurahan, tapi kok ramai. Saya juga heran," kata Jokowi di Lapangan Ahmad Yani, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Oktober 2018.

Presiden menyampaikan hal itu saat pembagian 5.000 sertifikat hak atas tanah untuk warga Jakarta Selatan. Menurut Jokowi, selain pemerintahan kabupaten yang di dalamnya ada pemerintahan desa, di Indonesia ada sekitar 100 pemerintahan kota yang memiliki kelurahan.

Pemerintah dan Badan Anggaran DPR sebenarnya telah menyetujui postur anggaran RAPBN 2019. Di antaranya berupa pengalokasian dana yang semula Rp 73 triliun menjadi Rp 70 triliun. Sisa Rp 3 triliun rencananya akan digunakan untuk dana kelurahan.

"Ini semua komitmen pemerintah untuk rakyat, bukan untuk siapa-siapa. Jangan dihubung-hubungkan dengan politik, dikit-dikit dihubungkan politik, gak rampung-rampung kita ini," kata Jokowi menegaskan bahwa kehidupan bukan hanya masalah politik saja.

"Mohon maaf, segala hal dihubungkan dengan politik, padahal kehidupan tdak hanya politik saja. Ada masalah sosial, ada ekonomi, ada budaya, semuanya ada, kenapa setiap hal dihubungkan dengan politik?," kata Jokowi dengan nada bertanya. "Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi.

Jokowi menuturkan di Indonesia segala hal selalu dikaitkan dengan politik. Menurut dia, banyak aspek yang sama pentingnya ketimbang politik seperti isu sosial, budaya, dan ekonomi. "Kenapa semua dihubungkan dengan politik. Itulah kepandaian politikus untuk mempengaruhi masyarakat," katanya.

Agar terhindar dari tipu daya politikus sontoloyo yang menyinggung dana kelurahan politis, Jokowi menyarankan agar warga memperhatikan betul mana politikus yang baik dan yang tidak. "Jangan sampai dibawa oleh politikus-politikus hanya untuk kepentingan sesaat," ujarnya.

 

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus