Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telepon seluler Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Imam Nahrawi mendadak berisik. Para kader di daerah krang-kring bertanya tentang pemilik maskapai penerbangan terbesar Lion Air, Rusdi Kirana, yang bergabung dengan partai mereka.
Para kader mempersoalkan Rusdi yang langsung didapuk menjadi wakil ketua umum. Padahal banyak pengurus senior yang belum menduduki jabatan setinggi itu. "Apa karena kami miskin?" ujar Imam kepada Tempo membacakan salah satu pesan. Imam mengaku tak tahu cerita awal masuknya Rusdi. "Saya baru dikabari oleh Ketua Umum Muhaimin Iskandar tiga hari sebelum pengumuman," katanya.
Rusdi adalah magnet bagi partai politik. Pengusaha 51 tahun itu orang terkaya Indonesia ke-29 versi majalah Forbes, dengan harta US$ 1 miliar. Maskapai miliknya berkembang biak dan menjadi salah satu airline terbesar di Tanah Air. Pada medio tahun lalu, ia dikabarkan dipinang Partai Demokrat untuk menjadi salah satu peserta konvensi partai itu. Ia menampik.
Menurut Muhaimin, Rusdi tertarik masuk PKB karena kecintaannya kepada Abdurrahman Wahid, yang membela golongan minoritas. Rusdi juga bertekad membantu Nahdlatul Ulama. "Saya bilang, kalau mau melayani NU, ya, harus membesarkan PKB," kata Muhaimin.
Jadilah Rusdi dilantik pada Ahad siang pekan lalu di kantor PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Di partai itu ada tiga wakil ketua umum. Selain Rusdi, yang duduk di sana adalah aktivis perempuan Nursjahbani Katjasungkana. Satu lagi masih kosong dan, "Akan diisi kalangan habib," kata Imam.
Tak sulit menduga alasan PKB membuka pintu buat Rusdi: dana segar. Apalagi pemilihan umum sudah di depan mata. Menurut bekas Wakil Ketua Umum PKB Mahfud Md., partainya memang selama ini tak memiliki sumber dana yang bisa diandalkan. "Wajar kalau dia langsung memperoleh posisi penting," kata Mahfud. Muhaimin menghindar menjawab soal ini. "Angel pertanyaane," ujarnya.
Rusdi tak membantah bakal menyumbang PKB. "Berpolitik butuh biaya," katanya. Membantu PKB ia ibaratkan mentraktir kawan-kawan makan di restoran. "Tapi, kalau dijadikan ATM, saya keluar." Sebagai Direktur Utama Lion, ia berjanji memperbaiki manajemen partai, selain memperkuat kemampuan bisnis kader PKB. Ia mengaku tertarik mengembangkan usaha kecil dan menengah kaum nahdliyin, yang jumlahnya sekitar 70 juta orang.
Rusdi siap menggelontorkan modal Rp 1 triliun untuk membentuk perusahaan bersama Pengurus Besar NU. Ia juga menyatakan akan membantu modal, pemasaran, dan transportasi hasil bumi dan kerajinan yang dihasilkan kaum nahdliyin. "Perusahaan baru ini harus untung," katanya. Diberi nama NU Lion, perusahaan itu akan berkantor di gedung yang menjadi kantor Lion Air di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. "Februari nanti," ujar Rusdi, "kantor pusat Lion Air pindah ke Tangerang." Soal komposisi saham, Rusdi belum mau banyak bicara. "Pada saatnya akan dibuat pembagian share yang memuaskan kedua pihak," katanya.
Jobpie Sugiharto, Nofika Dian Nugroho (Madiun), Edwin Fajerial (Surabaya), Tri Artining Putri, Wayan Agus Purnomo, dan (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo