Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menargetkan seluruh warga Jakarta dapat mengakses air bersih pada 2029. Pemerintah Provinsi Jakarta akan melakukan pipanisasi atau penyaluran air bersih melalui pipa dari Waduk Jati Luhur dan Waduk Karya untuk merealisasikan target ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya yakin, kalau ini dikerjakan sungguh-sungguh, bisa. Tahun 2029 semua warga Jakarta seratus persen berhak mendapat air bersih," kata Pramono saat memberikan sambutan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, pada Rabu, 19 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono menyebut telah berkoordinasi dengan jajarannya serta Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya soal program penyaluran air bersih itu. Program ini termasuk salah satu program jangka panjang yang akan direalisasikan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam lima tahun periode pemerintahannya.
Pramono menyatakan dalam pemerintahannya ini dia tidak akan mengumbar janji-janji yang berlebihan. Dia ingin lebih fokus pada penyelesaian masalah fundamental Jakarta, seperti air bersih, kemacetan, serta banjir, serta penanganan sampah.
Ihwal penyelesaian permasalahan sampah, hari ini Pramono Anung telah meninjau tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat. Kunjungan tersebut dilakukannya bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Lingkungan Faisol Nurofiq, Kepala BNPB Suharyanto dan Wali Kota Bekasi Tri Ardhianto.
Dalam kunjungan itu, mereka mendatangi tempat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih dan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant.
Pramono mengatakan Jakarta dapat menghasilkan sampah sebanyak delapan ton per hari. Fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) yang tersedia di TPST Bantargebang dapat mengurangi jumlah sampah sebesar 2.000 ton perhari.
“Adanya RDF di Rorotan maupun di Bantargebang mudah-mudahan bisa turun nanti sampai dengan 5 ribu hingga 6 ribu ton sampah perhari,” kata dia.
Pramono Anung menilai, fasilitas RDF itu masih belum dapat menangani seluruh permasalahan sampah Jakarta. Oleh karena itu, dia mendorong pembangunan PLTSa dengan insinerator atau alat pembakar limbah padat.
Pilihan Editor: Akrobat Hukum Memuluskan Karier Mayor Teddy