Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah. Akan tetapi juga memajukan keagamaan dan dunia. Karena itu masjid harus memakmurkan jemaahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tanpa itu maka masjid akan pincang. Jadi masyarakat makmur, masjid juga makmur,” kata Jusuf Kalla saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Besar ke VII Ikatan Mesjid Musala Indonesia Muthahidah (IMMIM) di Makassar, pada Sabtu, 19 Januari 2019.
Menurut Jusuf Kalla, orang yang mengunjungi masjid 80 persen adalah mendengarkan entah pengajian atau ceramah. Sedangkan sisanya berdoa. "Oleh karena itu sound system harus bagus, jika tidak maka orang ketiduran.
Saat ini JK, menyebut jumlah masjid di Indonesia sudah mendekati 900 ribu. Karena penduduk Indonesia mayoritas islam dan yang membangun masjid itu adalah masyarakat. “Ada 800 ribu masjid yang saya jaga, waktu saya cerita ke Raja Salman dia kaget, karena ia hanya menjaga dua masjid saja,” tutur Jusuf Kalla.
JK meminta agar jarak pembangunan antar masjid harus terkendali. Selain itu suara masjid juga jangan sampai kedengaran satu kilometer. “Bisa bertabrakan suara masjid satu dengan yang lain kalau suara speakernya dikencangkan. Beda kalau azan,” tambah Jusuf Kalla.
Simak juga: Soal Politik, JK: Hari Ini Oposisi, Nanti Bisa Jadi Menteri
Selain itu masjid juga bisa dijadikan pesantren besar. Sehingga diperlukan adanya pendidikan, minimal PAUD. Menurut dia, masjid itu ramai menjelang salat zuhur dan asar. “Jam 7 pagi sampai 12 siang itu sunyi jarang dipakai,” kata Jusuf Kalla. Padahal tidak apa-apa jika anak-anak bermain atau duduk di masjid. “Pengurus masjid itu bukan hanya ngurus masjid saja tapi mengembangkan masyarakatnya.”