Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kata JJ Rizal Soal Video HUT RI Versi Lelang Perpecahan

JJ Rizal menyebut video HUT RI soal tawaran lelang perpecahan penuh dengan kebohongan sejarah.

19 Agustus 2019 | 08.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Video ucapan HUT RI yang beredar di media sosial beberapa waktu menuai banyak pro kontra. Video yang ikut diunggah oleh Kepala Bekraf Triawan Munaf ini berisi narasi "tawaran perpecahan" yang di dalamnya memuat peristiwa dan tragedi di Indonesia sejak 1945.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarawan JJ Rizal, menyebut video itu beracun. Dia menilai video itu tak hanya penuh dengan kebohongan sejarah. "Tetapi juga menginjak-injak perasaan kemanusiaan kita," kata Rizal kepada Tempo pada Minggu, 18 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rizal mengatakan, video berdurasi 59 detik itu pada dasarnya adalah alat propaganda. Sebagaimana tujuan propaganda, video itu adalah sebuah upaya yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi.

"Untuk memanipulasi pikiran, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda," kata Rizal.

Narasi "Tawaran Perpecahan" itu dibuka sang narator bak sebuah pelelangan dengan menyebut bermacam-macam tragedi di atas tahun 1945 setelah kemerdekaan Indonesia. Dimulai dengan tragedi PKI pada 1948, Republik Maluku Selatan pada 1950, tragedi DI TII pada 1953, Permesta pada 1957, PRRI pada 1958, G30s PKI pada 1965, dan Gerakan Aceh Merdeka pada 1976.

Tak berhenti di situ, narasi dilanjutkan dengan menyebut Organisasi Papua Merdeka pada 1982, Kerusuhan Tanjung Priok pada 1984, Kerusuhan Mei 1998, hingga menyebut Kerusuhan Pemilu yang terjadi pada Mei 2019 lalu.

Menurut JJ Rizal, alih-alih sang kreator bermaksud untuk mempersatukan Indonesia dengan melihat peristiwa dan tragedi bangsa Indonesia, sejarah dalam narasi video tersebut telah dimanipulasi.

"Jangan kaget jika dalam konteks itu, sejarah bukan mahkota. Tetapi keset, diinjak-injak, dimanipulasi, digunakan tanpa mempertimbangkan konteks," kata Rizal.

Belakangan Kepala Bekraf Triawan Munaf mencabut video itu dari akun Instagrammya. Ia membantah video itu dibiayai oleh Bekraf. "Terima kasih atas kritiknya. Perlu saya klarifikasi bahwa Video tersebut BUKAN buatan atau dibiayai oleh @BekrafID. Saya memforward video kreasi Mas @wahyukentjana. Mohon maaf sedalam-dalamnya apabila dirasa konten video forward saya tsb tidak akutan," cuit Triawan dalam akun Twitter-nya @Triawan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus