Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ketika Ratusan Mahasiswa UGM Ikut Mengecek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha

Universitas Gadjah Mada (UGM) menerjunkan 350 orang mahasiswa untuk ikut memeriksa kelayakan konsumsi hewan kurban. Mewaspadai zoonosis.

11 Juni 2024 | 19.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu memeriksa kondisi hewan kurban di Indramayu, Jawa Barat, Senin 10 Juni 2024. Pemeriksaan ante mortem hewan kurban tersebut dilakukan untuk menjamin kelayakan dan kesehatan medis hewan kurban untuk dikonsumsi dagingnya serta mengetahui usia hewan yang layak untuk kurban. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 350 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) bergerak menjadi petugas pemeriksa hewan kurban di seluruh kabupaten dan kota yang ada di DI Yogyakarta. Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Profesor Aris Haryanto, mengatakan lembaganya ingin membantu memeriksa kelayakan konsumsi seluruh hewan yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha, pekan depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pemerintah memerlukan banyak petugas pemeriksa hewan kurban,” kata Aris, dilansir dari ulasan laman berita UGM pada 9 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para relawan pemeriksa hewan kurban akan ditempatkan di empat kabupaten dan kota di Yogyakarta. Para petugas memastikan kesehatan hewan bersama para takmir atau pengurus masjid. Penugasan itu menjadi peluang mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) untuk menerapkan keterampilan di lapangan.

Menurut Aris yang adalah wakil dekan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kerja sama, dan alumni di FKH UGM, para mahasiswa bakal berkolaborasi dengan 180 dokter hewan dalam pemeriksaan hewan kurban, sebelum dan pasca penyembelihan. “Agar masyarakat merasa aman ketika mengkonsumsi daging kurban.”

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Yogyakarta, Hery Sulistio Hermawan, mengatakan ada sekitar 78 ribu hewan kurban yang dipotong setiap periode Idul Adha, meliputi sapi, kambing, domba, dan kerbau. Pemerintah berupaya mengantisipasi tiga jenis zoonosis—sebutan untuk penyakit yang menular dari hewan ke manusia,

“Yang perlu ditanggulangi dan menjadi perhatian dari petugas pemeriksa hewan kurban, yakni penyakit anthrax, Lumpy Skin Disease (LSD), serta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” tutur dia.

Dia mengimbau pemilik tempat penjualan hewan, budidaya ternak, serta pasar agar melaporkan kondisi hewan yang tidak normal. Hewan yang berpenyakit atau mati mendadak harus segera diperiksa.

 

Jenis Zoonosis Paling Berbahaya

Di tengah semarak Idul Adha, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi penyakit yang datang dari hewan kurban. “Penting untuk memilih hewan kurban yang sehat, sebelum disembelih,” tutur Dicky melalui keterangan tertulis, Kamis, 6 Juni 2024.

Infeksi zoonis cenderung fatal bila tidak segera ditangani. Bentuk gejalanya beragam, namun hampir seluruh penyakit menular tersebut ditandai dengan demam. Berikut daftar penyakit yang dimaksud

 

Anthrax

Penyakit ini sering juga disebut sebagai radang paru pada sapi gila. Anthrax adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini menulari manusia yang berkontak fisik dengan hewan terinfeksi, maupun produk hewani seperti daging, darah, dan kulit. Gejala yang ditimbulkan pada manusia mencakup demam, bisul kulit, dan gangguan pernapasan.

 

Brucellosis

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella spp. Menular melalui kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau konsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi. Manusia yang terinfeksi akan mengalami demam berkepanjangan, sakit sendi, dan kelelahan.

 

Leptospirosis

Leptopirosis timbul dari bakteri Leptospira. Penyakit ini menular lewat air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan terinfeksi. Gejala pada manusia termasuk demam tinggi, sakit kepala, dan masalah ginjal.

 

Q Fever

Demam ini termasuk penyakit zoonosis endemik yang banyak dijumpai di Jawa Barat. Penyakit yang dipicu oleh bakteri Coxiella burnetii ini menular melalui saluran pernafasan. Manusia terinfeksi bila menghirup partikel udara yang terkontaminasi dari hewan berpenyakit. Gejalanya mencakup demam tinggi, nyeri otot, dan pneumonia.

ALIF ILHAM FAJRIADI 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus