Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kisah Ayu, Mahasiswi Penyandang Tunanetra Hafal Al-Qur'an dan Raih Juara di Nigeria

Ayu Fajar Lestari, mahasiswi penyandang tunanetra asal Kediri, Jawa Timur berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional.

10 Februari 2023 | 12.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ayu Fajar Lestari. Dok.Kemendikbud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ayu Fajar Lestari, mahasiswi penyandang tunanetra asal Kediri, Jawa Timur berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional. Dia meraih juara 2 dalam Musabaqah Hifzh Al-Qur’an (MHQ) kategori 30 juz pada 107’s Family Quranic Competition di Nigeria pada 2022.

Ayu panggilan akrabnya merupakan mahasiswi semester enam program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Sejak lahir, mahasiswi berusia 22 tahun ini mempunyai keterbatasan fisik pada penglihatannya. Keluarganya berasal dari kalangan yang sangat sederhana. Ayahnya, Muhammad Rokhim dan ibunya, Lilik Yulaikah, sehari-hari hanya berjualan nasi pecel.

Perjalanan prestasi Ayu dimulai sejak usia 3,5 tahun. Suatu ketika ia mendengar teman-temannya berangkat mengaji ke Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang tidak jauh dari rumahnya. Ayu merasa ingin seperti teman-temannya. Belajar dan memahami agama Islam sedari kecil. Di sisi lain kedua orang tuanya berusaha mendukung niat belajar Ayu meskipun mengalami keterbatasan. 

“Waktu itu saya juga ingin seperti teman-teman saya. Ibu saya mencoba mengenalkan Al-Qur’an. Jadi saya sudah dikenalkan dengan Juz Amma di umur 3,5 tahun. Dari situ, saya mulai benar-benar menghafal Al-Qur’an,” kata Ayu dilansir dari laman Pusat Prestasi Nasional pada Jumat, 10 Februari 2023.

Belajar Hafal Al-Qu'ran dari Mendengarkan Nenek Mengaji

Anak pertama dari dua bersaudara ini mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari almarhumah neneknya di umur 3,5 tahun. Setiap harinya, Ayu menghafal Al-Qur’an dengan cara mendengar bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh almarhum neneknya. Walaupun almarhumah neneknya masih terbata-bata membaca Al-Qur’an, ia diajarkan tidak hanya hafalan ayat saja tetapi nomor ayat dan lafal. Ia sangat berterima kasih atas jasa almarhumah neneknya. 

Ayu pertama kali mengikuti lomba di usia lima tahun tepatnya pada 2005. Saat itu, ia sudah mengikuti lomba tartil Qur’an. Namun, selang dua tahun kemudian, Ayu mendapatkan cobaan. Ia mengalami tumor pada matanya dan menjalani operasi. Karena hal itu, dirinya berhenti sekolah selama setahun.

Tak putus semangat, perjuangannya berlanjut saat ia menimba ilmu di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo. Ia mengasah kemampuannya bersama Ustad, Ustadzah, dan teman-temannya. Bahkan, Ayu sempat latihan melalui telepon bersama teman-temannya. 

Pada 2012, ia menyempurnakan hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al-Baqoroh, Kediri dengan bimbingan pengasuh pondok pesantren tersebut, bernama Nur Hanah. Ayu sudah mengikuti lomba-lomba di tingkat nasional hingga internasional. Umumnya jenis lomba yang diikuti oleh Ayu adalah lomba Musabaqah Hifdzil Qur’an dan Musabaqah Tilawatil Qur’an.

Orang tua terutama ibu, ayah, dan almarhumah neneknya selalu memberikan dukungan kepada Ayu. Semangat terbesar baginya adalah datang dari keluarga. “Semangat terbesar itu datang dari keluarga kita sendiri. Saat lomba kita patut mendengarkan nasehat dari orang tua,” kata Ayu. 

Raih Berbagai Prestasi Nasional dan Internasional

Perjuangan Ayu yang ditopang dengan dukungan keluarganya membuahkan prestasi yang membanggakan. Prestasi yang pernah ia raih baik tingkat nasional dan internasional di antaranya juara harapan 1 lomba Doa Tingkat Kabupaten Kediri pada 2005 dan 2006, juara 2 lomba Pemilihan Da’i Cilik (Pildacil) pada Ramadhan Festival Anak Sholeh pada 2007.

Selain itu dia juga meraih juara 1 lomba mengaji 1 Juz Tilawah tingkat Kota Kediri di 2009, juara harapan 1 lomba MHQ 10 juz tingkat Provinsi Jawa Timur di 2011, juara 1 lomba MHQ 10 juz tingkat nasional dalam rangka Festival Qur’an Nasional di Universitas Darussalam Gontor pada 2018, dan juara 3 MHQ internasional di Dubai.

Sebagai pelajar yang berprestasi, Ayu mempunyai cita-cita ingin mengajarkan Al-Qur’an  kepada teman-teman sesama penyandang tunanetra. ”Saat lomba itu jangan berpikir menang atau kalah yang penting bisa percaya diri untuk maju ke depan,” tutur Ayu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus