KASUS Monitor dan Senang merembet pula ke buku pelajaran. Kali ini, yang ketiban apes adalah buku pelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), berjudul Sejarah Islam Jilid 2 untuk siswa kelas IV madrasah ibtidaiyah. Departemen Agama, Jumat pekan lalu, minta penerbitnya menarik buku yang pada halaman 24 memuat ilustrasi Nabi Muhammad ketika masih kanak-kanak. Buku yang dibuat keroyokan oleh tim penulis, Drs. Imran Siregar bersama empat temannya, itu diterbitkan oleh Lembaga Koordinasi Penulisan Buku-Buku Islam, Yayasan La Tansa dan Tim CBSA Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Buku ini juga telah mendapat rekomendasi Departemen Agama. Ilustrasi pada halaman 24 buku itu memang bisa bikin perkara. Di situ terdapat tiga gambar berjejer yang melukiskan kisah Nabi Muhammad di bawah asuhan pamannya, Abu Thalib. Gambar pertama diilustrasikan ada seorang anak kecil berbicara dengan pamannya. "Meskipun bukan bapak kandungku, bapak menyayangi seperti anak kandung sendiri." Gambar kedua anak sedang menggembala kambing -- dimaksudkan untuk menunjukkan anak yang suka bekerja keras. Gambar berikutnya melukiskan sang paman mengajar hidup mandiri, dengan ilustrasi anak sedang berdagang. Yang pertama kali menemukannya adalah seorang penilik sekolah di Bekasi, Senin dua pekan lalu. Dia langsung mengirim pengaduan ke Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Barat. Serangan bertubi-tubi ke penerbit La Tansa di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Misalnya dari Kejaksaan, Majelis Ulama Indonesia, Menteri Agama, dan surat pembaca di Media Indonesia. Semuanya mempersoalkan ilustrasi di buku CBSA itu. Pihak penerbit memang mengakui kesalahannya. Ternyata, kata Ny. Upi Azmi, Direktur Penerbit La Tansa, ada kesalahan teknis di antara kerabatnya. "Kami memang salah," kata ibu yang menyandang hajah sejak 1985 itu. Maksud ilustrasi itu, katanya, adalah agar siswa cepat memahami pelajaran. Untuk memudahkan siswa memahaminya, dilukiskan seperti suasana Indonesia, yakni ada paman dan keponakan. "Itu sebenarnya bukan gambar Nabi, tetapi hanya perumpamaan. Tak terbetik sedikit pun di hati kami untuk menggambar Nabi," katanya. Sejak Sebtember lalu sejumlah 15.000 eksemplar buku sudah beredar di Jawa. Namun, kata Ny. Upi, buku itu belum sempat sampai ke tangan siswa. Buku dijual Rp 32.800 per paket dengan 26 judul. Namun, rencana itu memang tertunda karena pihak penerbit sejak Sabtu dua pekan lalu, sebelum muncul surat penarikan dari Departemen Agama, mengambil langkah dengan menerjunkan sebuah tim. "Kami menarik sekaligus mengganti halaman 24 itu dengan menghilangkan ilustrasi Nabi Muhammad," kata Ny. Upi. Sebenarnya, langkah penerbit sudah cukup berhati-hati. Sebelumnya, pihak penerbit telah mengirimkan naskah buku itu ke Departemen Agama. Setelah dikoreksi, buku itu menjadi 96 halaman. Menurut penerbit, jumlah itu terlalu banyak. Akhirnya, bisa diperas lagi menjadi 58 halaman. "Saat terjadi pemerasan itulah, muncul ilustrasi perumpamaan perlakuan Abu Thalib terhadap Nabi Muhammad," kata Direktur La Tansa. Sementara itu, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Zarkowi Soejoeti, mengakui bahwa pihaknya telah memberikan rekomendasi terbitnya buku itu."Ketika diteliti, pada mulanya tak ada gambar itu," katanya. Rekomendasi itu, katanya, tak akan dicabut. "Toh, pihak penerbit sudah melakukan koreksi. Itu sudah cukup. Dan kami turut bertanggung jawab atas kesalahan ini," katanya. Gatot Triyanto, Wahyu Muryadi (Jakarta), dan Dwiyanto Rudi (Bandung)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini