Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

KPAI Imbau Masyarakat Tak Sebarkan Video Siswa SMP yang Bercanda soal Konflik Palestina

KPAI mengingatkan bahwa anak-anak yang bercanda soal konflik di Palestina masih di bawah umur.

13 Juni 2024 | 09.19 WIB

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah (kedua dari kiri), saat memberikan pidato pada konferensi pers Laporan Akhir Tahun KPAI 2023, di Jakarta, Senin (22 Januari 2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Perbesar
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ai Maryati Solihah (kedua dari kiri), saat memberikan pidato pada konferensi pers Laporan Akhir Tahun KPAI 2023, di Jakarta, Senin (22 Januari 2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah mengimbau agar masyarakat tidak lagi menyebarluaskan video atau foto siswa yang bercanda terhadap konflik di Palestina. Kasus ini viral di media sosial setelah warganet mengkritik perilaku anak-anak yang terekam dalam video.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maryati turut menyayangkan tindakan siswa-siswa tersebut hingga videonya terlanjur viral. Bahkan pihak sekolah menyuruh mereka untuk meminta maaf. Namun, ia mengingatkan bahwa mereka masih di bawah umur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Saat ini, anak tersebut masih tumbuh kembang, mari kita lebih optimalkan itu (pembinaan) di antara mereka,” kata Maryati saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Juni 2024.

Kasus ini viral ketika salah satu siswa merekam empat orang temannya yang sedang makan di restoran cepat saji. Sejumlah anak itu menunjukkan makanan yang mereka pegang dan yang ada di atas meja. Salah satu anak menunjukkan tulang bekas makanannya, lalu teman lainnya menyaut bahwa temannya sedang makan tulang anak Palestina.

Obrolan makin berlanjut ketika salah satu anak menunjukkan saus di atas daging ayam dan menyebutnya sebagai darah anak Palestina. Pernyataan itu disambut tawa oleh teman-temannya. Mereka pun terus bercanda kalau daging dan saus yang mereka makan adalah tubuh manusia.

Meski menentang aksi candaan tersebut, Maryati mengingatkan bahwa identitas anak-anak tersebut harus tetap dijaga. Termasuk nama, sekolah, dan alamat tempat tinggal. Oleh karena itu, ia meminta kerja sama kepada seluruh pihak untuk tidak menyebarkan video maupun membuat foto-foto siswa menjadi meme.

“Mari perkuat aspek-aspek perlindungan pada anak sekaligus juga menumbuh kembangkan karakter bangsa yang juga tercermin lewat jiwa empati, solidaritas, gotong royong,” kata Maryati.

Menurut Maryati, peristiwa ini seharusnya menjadi pembelajaran bahwa pendidikan karakter tidak hanya berbentuk angka di atas kertas tapi sikap yang sudah terinternalisasi. Apalagi, di era digital saat ini anak-anak memang lebih melek digital, tapi mereka juga harus bijak menggunakannya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus