Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Kabupaten Lombok Utara, salah satu wilayah yang terdampak gempa Lombok sejak 29 Juli 2018 menunggu kiriman tenda untuk sekolah darurat. "Sarana prasarana pendidikan semua tak bisa digunakan, kami menunggu kiriman tenda dari Kementerian Pendidikan,” kata Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar ketika menerima kunjungan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, di Tanjung, Lombok Utara, Selasa sore, 28 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lombok Utara membutuhkan sekitar 1.300 tenda untuk membuat sekolah normal kembali. “Baru 18 tenda yang dikirimkan," ujar Najmul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa Lombok yang mencapai lebih dari 800 kali sejak 29 Juli 2018, menelan korban jiwa di Kecamatan Bayan 16 orang, Kayangan 175 orang, Gangga 116 orang, Tanjung 86 orang, dan Pemenang 80 orang. Total korban meninggal dunia untuk Lombok Utara berjumlah 473 orang. Pemerintah pusat telah memberikan santunan kepada 448 ahli waris.
Gempa menghancurkan hampir seratus persen infrastruktur di kabupaten itu. “Hanya satu-dua saja yang masih bisa digunakan,” kata Najmul kepada Menteri Tjahjo dan 50 orang rombongannya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berjanji segera memenuhi kebutuhan itu. “Kebutuhan tenda disegerakan dulu,” kata Menteri salah satu kantor camat di Pemenang. Bantuan dari asosiasi gubernur bergotong-royong diharapkan bisa membantu pemulihan perekonomian dan rehabilitasi di daerah itu.
Dalam kunjungan itu, Menteri menyerahkan bantuan dana stimulan operasional desa, membangun sarana prasarana kantor sebagai tempat layanan terhadap masyarakat, sebesar Rp1,25 miliar untuk 25 desa sekabupaten itu. "Kementerian Dalam Negeri berkoordinasi dengan BNPB.”
Menteri juga meminta pemerintah kabupaten menginventarisir infrastruktur dan perkantoran yang rusak akibat gempa Lombok agar rehabilitasi dilakukan segera. "Arahan Presiden adalah percepatan," ujar Menteri.