Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Memang Bukan Asbur

Presiden Soeharto pada peringatan isra mi'raj di Masjid Istiqlal menegaskan, bulan puasa sekolah tidak libur sepenuhnya. Ditjen pendidikan dasar dan menengah menyatakan jam pelajaran dikurangi. (pdk)

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA, tak perlu ada duga-menduga lagi bulan Puasa 1979 ini sekolah tidak diliburkan sepenuhnya, tetap seperti keputusan semula. Ketegasan ini dinyatakan Presiden Soeharto pada malam peringatan Isra Mi'raj, di Mesjid Istiqlal, Jum'at malam dua minggu lalu. Beberapa hari sebelumnya masih terdengar suara keras dari Amir Hamzah, anggota DPR Komisi IX fraksi PPP, dalam suatu rapat kerja antara Komisi tersebut dengan Menteri P&K. "Seolah-olah dengan dihapuskannya libur puasa negara atau pendidikan akan maju," kata Amir bersemangat. Jawaban Menteri P&K, yang sayang sekali tak sempat disampaikan dalam rapat kerja itu, cukup jelas. Dengan menyebutkan SK Menteri P&K 1970, dibuktikan sekolah negeri belum pernah libur penuh dalam bulan puasa. Baru pada 1977 ada libur penuh, itu pun karena puasa berlanjut dengan liburan akhir tahun ajaran. Tentu saja masih ada yang berpendapat lain. Organisasi Muhammadiyah yang memiliki sekitar 12 ribu lembaga pendidikan -- dari SD sampai perguruan tinggi -- tetap memutuskan untuk meliburkan penuh sekolah-sekolahnya selama puasa. "Bukan penafsiran terhadap agamanya, tapi rasa ibadahnya yang berbeda." Suara yang lebih diplomatis datang dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, AR Fachrudin "Kami akan tetap meliburkan sekolah sepenuhnya seperti rencana semula. Ini bukan prinsipiil tapi psikologis akan berakibat tak baik kalau puasa nggak libur." Dia yakin "Presiden akan mempunyai tenggang rasa" dalam soal ini. Ibadah Pertanyaannya kemudian, apakah Muhammadiyah tak takut dicabut subsidinya? "Pasti pemerintah tak akan ambil tindakan seperti itu," kata Fachrudin. Dan dari Kasman terlontar tanggapan yang menarik: "Itu bukan urusan kita. Saya lebih takut kepada Allah dan liburan Puasa itu sebagai ibadah kepada Allah." Ketua Majelis Ulama Propinsi Aceh H. Abdullah Ujung Rimba, 77 tahun, sebagal orang tua nampaknya ia memang sabar. Katanya "Jangan desak saya mengeluarkan pendapat. Saya serahkan persoalannya kepada MUI Pusat." Tapi diakuinya, dengan tidak meliburkan anak-anak sekolah sewaktu mereka menjalankan puasa, dikawatirkannya "anak-anak tak lagi mampu menyerap pelajaran." Yang tegas justru wakil Abdullah, H. Sofjan Hamzah: "Saya setuju, sekolah tetap jalan di bulan puasa." Toh, ada buntut ucapannya: "Tapi anak-anak SD dari kelas I sampai VI sebaiknya libur. Apakah daya tahan mereka cukup untuk belajar sambil puasa?" Lalu diceritakannya, ada anak-anak SD yang harus berjalan kaki satu-dua kilometer ke sekolahnya. Karena itu untuk mengganti hari-hari puasa yang dilibur sekolah-sekolah Muhammadiyah pada libur panjang akhir tahun ajaran Juni ini tidak sepenuhnya libur "Untuk tidak merugikan pendidikan anak-anak," kata salah seorang pimpinan Muhammadiyah Sumatera Barat. Ini sejalan dengan Perguruan As-Safiyah yang mulai membuka sekolah-sekolahnya lagi 18 Juni yang lalu, K.H. Abdullah Syafei, pimpinan Perguruan As-Safiyah, menolak diminta komentarnya terhadap sambutan Presiden pada peringatan Isra Mi'raj. "Untuk menjaga jangan sampai terjadi simpang-siur pendapat," katanya. Hanya dijanjikannya, 15 Juli nanti dia akan menyampaikan pendapatnya di depan Majelis Ta'lim, yang diperkirakan akan dihadiri ribuan umat Islam. Terhadap bagaimana pelaksanaan sekolah di bulan puasa memang tak terdengar suara menentang. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar-Mengajar selama puasa yang dikeluarkan Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 28 Mei yang lalu kiranya cukup bisa diterima. Antara lain jam pelajaran dikurangi, jam masuk sekolah diundur dan warung di dekat sekolah dilarang buka. Sementara pelajaran yang menyangkut nilai-nilai keagamaan ditekankan. Tentu saja, pelajaran praktek berat diharuskan diganti dengan yang ringan atau teori saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus