Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Indonesia dengan semangat toleransinya bisa menjadi negara dengan kota-kota religi. Karena itu, menurut dia, tiap perkampungan semestinya terdapat rumah ibadah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kota religi itu kota-kota metropolitannya dihiasi dengan kehadiran rumah ibadah. Apakah itu gereja, pura, masjid," katanya saat ditemui usai meninjau persiapan Misa Natal di Gereja Immanuel, Jakarta Pusat pada Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan bahwa bila perkampungan yang dihuni masyarakat tidak ada rumah ibadah, maka akan timbul perasaan kering. Sebaliknya, ujar Nasaruddin, masyarakat akan tergugah hatinya dan selalu mengingat Tuhan jika di tiap sudut kota terdapat rumah ibadah.
"Jadi itu yang saya maksudkan, betapa perlunya ada suara-suara religi pada setiap sudut kota, karena kita kan negara Pancasila," ucapnya.
Belakangan ini, Nasaruddin mengungkapkan keresahannya ihwal minimnya masjid di kawasan Jakarta. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Rapat Pleno V Musyawarah Kerja Nasional Majelis Ulama Indonesia atau MUI pada Rabu, 18 Desember 2024.
Di mempertanyakan minimnya rumah ibadah bagi Muslim di sepanjang tepi Jalan Thamrin-Sudirman di Jakarta. Padahal, dia menilai kawasan itu sebagai jantung provinsi.
Dia menilai bahwa semestinya daerah di Jakarta tidak boleh minim masjid. Selain itu, Menag turut mempertanyakan sedikitnya suara azan di kawasan Pantai Indah Kapuk atau PIK. Dia mengatakan bahwa sekitar 1.000 hektare nyaris tidak terdengar suara azan di kawasan PIK tersebut.