Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa retret kepala daerah merupakan upaya yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan memperkuat kompetensi para kepala daerah dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini disampaikan dalam acara Pembukaan Retret Kepala Daerah yang berlangsung di Lembah Tidar, Akademi Militer atau Akmil Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bima Arya menegaskan bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memiliki tanggung jawab untuk memperkuat kapasitas dan kompetensi para kepala daerah, agar mereka dapat menjalankan tugas pemerintahan dengan lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, rangkaian retreat ini dirancang dengan target yang jelas dan terukur, sesuai dengan kebutuhan pemerintahan di tingkat daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rangkaian retret kepala daerah tahun ini diharapkan bisa mencapai target yang telah ditetapkan dalam mata acara seluruh rangkaian. Kami ingin memastikan bahwa setiap kepala daerah memahami perannya dengan baik dan mampu mengimplementasikan kebijakan secara optimal,” ujarnya.
Dalam retret ini, para kepala daerah mendapatkan berbagai materi pembelajaran yang diberikan oleh narasumber kompeten di bidangnya. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi pemahaman tentang tugas pokok kepala daerah, pemahaman terhadap konsep Asta Cita, serta program kerja dari berbagai kementerian yang relevan dengan tugas kepala daerah. Dengan materi ini, diharapkan para kepala daerah bisa lebih memahami tantangan serta solusi yang dapat diimplementasikan dalam kepemimpinan mereka.
Selain peningkatan pemahaman, retreat ini juga bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih erat antar kepala daerah.
“Membangun chemistry, emotional bonding, dan team building sangat penting dalam kepemimpinan. Kedekatan antar kepala daerah akan memperkuat sinergi dan koordinasi yang lebih baik di masa depan,” kata Bima Arya seperti dikutip Antara.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya disiplin dalam kepemimpinan daerah.
Ia menyoroti budaya disiplin yang diterapkan di lingkungan Akademi Militer, seperti ketepatan waktu dan kebersihan, yang menurutnya dapat menjadi inspirasi bagi para kepala daerah dalam menjalankan tugas mereka sehari-hari.
“Kita belajar dari Akmil, bukan soal militerismenya, tetapi nilai-nilai penting yang juga berlaku di dunia swasta, seperti disiplin. Misalnya, kalau ada kegiatan dijadwalkan mulai pukul 09.00, maka harus benar-benar dimulai pukul 09.00, bukan molor hingga berjam-jam,” ungkap Tito.
Ia juga menyoroti pentingnya koordinasi yang lebih baik di antara kepala daerah. Menurutnya, di beberapa wilayah, gubernur, bupati, dan wali kota jarang mengadakan rapat koordinasi secara berkala. Padahal, koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berjalan selaras dengan program nasional.
“Kita butuh koordinasi yang lebih baik. Ada daerah yang selama satu hingga dua tahun tidak pernah mengadakan rapat antara gubernur dengan para bupati dan wali kota. Ini tidak ideal untuk membangun sinergi yang kuat,” tegasnya.
Mendagri juga menekankan pentingnya membangun komunikasi dan kebersamaan antara kepala daerah. Menurutnya, retreat ini merupakan kesempatan bagi para kepala daerah untuk saling mengenal satu sama lain dan membangun kerja sama yang lebih erat. Ia juga menekankan pentingnya memanfaatkan forum diskusi yang telah disediakan untuk membahas berbagai isu strategis di daerah masing-masing.
“Kepala daerah di Sultra misalnya, mengumpulkan para bupati dan wali kota untuk berdiskusi santai di lapangan rumput. Itu contoh bagus bagaimana koordinasi bisa dilakukan dengan lebih efektif,” dia memungkasi.
Pilihan editor: Berapa Kader PDIP yang Tidak Ikut dan yang Mengikuti Retret Kepala Daerah