Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) di Kawasan Rawan Bencana (KRB) I Gunung Merapi menyiapkan pos-pos pengungsian bagi penduduk di sekitar gunung api yang sedang aktif erupsi itu. Dari pantauan Tempo melalui Goggle Maps, sampai saat ini sudah ada 50 pos pengungsian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jumlah pos pengungsian itu dapat bertambah, disesuaikan dengan ancaman,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi Tempo kepada Sabtu, 2 Juni 2018. Tempat-tempat pengungsian tersebar di berbagai desa di sekitar Merapi, beberapa gedung sekolah juga dimanfaatkan sebagai tempat pengungsian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumat malam, 1 Juni 2018, Gunung Merapi meletus dua kali, pukul 20.24 dan 21.00. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta menyebut erupsi kali ini mengakibatkan kolom letusan mencapai 1.000 meter tegak.
Pos-pos pengungsian Gunung Merapi itu berada di:
Desa Mangunsari, Desa Jati, Desa Padosoko, Desa Gondowangi, Desa Bojong (dua tempat), Desa Banyubiru (dua tempat), Desa Muntilan, Desa Pucungrejo, Desa Gunungpirang, Desa Gulon, Desa Jumoyo, Desa Bringin, Desa Kradenan, Desa Sucen, SMP IT Umar Ngargosoka Srumbung, Desa Margo Rejo (dua tempat), Desa Sumber Rajo, Desa Bangun Kerto, Desa Donokerto, Desa Wono Kerto, dan Pos Pengungsian Desa Purwo Binangun (dua tempat).
Baca: Gunung Merapi Semakin Sering Erupsi ...
SDN IT Ibnu Abbas II Pakem juga dijadikan tempat pengungsian. Tempat lainnya adalah Pos Pengungsian Desa Candi Binangun, Desa Donoharjo, Desa Umbulmartani (dua tempat), Desa Harjo Binangun, Desa Pakem Binangun, Desa Wukir Sari (dua tempat), Desa Bimo Martani, Desa Widodo Martani, Desa Wedomartani, Desa Leses, Desa Tanjungsari, Desa Kepurun, Desa Ngempal Seneng (dua tempat), Desa Dompol, Desa Bumharjo, Desa Tangkil, Desa Kanoman, Desa Keputran, Desa Dragan, Desa Ringinlarik, Desa Karangkendal, Desa Mliwis, dan Desa Cabeankunti.
Sampai saat ini, tempat pengungsian hanya digunakan sementara pada malam hari saja. “Siang hari pengungsi pulang ke rumah,” ujar Sutopo.
Selain pengungsian, BNPB juga telah membuat tempat evakuasi akhir (TEA) di sekitar Gunung Merapi. “BNPB membangun banyak TEA ini di Magelang, Klaten, Sleman, dan Boyolali,” ujar Sutopo. Namun, Sutopo belum memastikan berapa jumlah TEA yang telah dibuat BNPB.