KARENA ITT menjadi STTT, tentu akan berubah cara pengujian
beberapa fakultas dan akademi tekstil swasta. Soalnya: akan
menjadi aneh, bila STTT yang sekarang tak memberi gelar itu
menguji mahasiswa swasta untuk memberi gelar.
Misalnya bagi Fakultas Teknologi Tekstil (FTT) Universitas Islam
Indonesia (UII) Yogyakarta. FTT Ull ini, mulai dibuka 1975 telah
meluluskan 3 5 sarjana muda (dari 124 sarjana muda lokalnya).
Penyelenggara ujian negaranya memang Universitas Gajah Mada
(UGM). Tapi untuk mata kuliah pertekstilan, UGM pun minta
bantuan ITT (kini STTT).
Tapi perubahan di Bandung rupanya tak menyentuh fakultas tekstil
yang satu-satunya di Jawa Tengah ini. Sebab, "perlahan-lahan
kami mengurangi berkiblatnya FTT ini ke ITT, dulu," ka H.M.
Toyib, Pembantu Dekan I. Desember nanti menurut rencana UII
akan mengadakan seminar kurikulum dan silabus FTT-nya.
Bagi Fakultas Teknologi dan Industri Tekstil (FTIT) Universitas
Darma Agung (UDA), Medan, apa lagi. Fkultas yang dibuka 1979
ini, merupakan peleburan dari Akademi Tekstil T.D. Pardede yang
berdiri 1963. Sejak Februari lalu, ijazah sarjana mudanya telah
disamakan dengan ijazah negeri. Jadi cukup ujian di sekolah
sendiri. Dulu, Akademi Tekstil Pardede memang mengundang dosen
ITT.
Dan sampai dileburnya ke UDA, akademi ini sempat menelurkan
sekitar 300 sarjana muda. FTIT sendiri, yang kini punya 250
mahasiswa (tingkat I, II dan III), belum meluluskan sebiji
sarjana muda pun.
Sudah Dipesan
Yang lain-lain -- Akademi Tesktil Surabaya Fakultas Teknologi
Tekstil Universitas Syekh Maulana Yusuf, Tangerang dan Fakultas
Teknologi Tekstil Universitas Pembangunan Nasional Veteran,
Jakarta -- pun rupanya tak memusingkan benar yang terjadi di
ITT. "Tentu akan ada peraturan tersendiri, nanti bagi yang
swasta-swasta itu," kata Dirjen Pendidikan Tinggi pekan lalu.
Yang jelas, semua lulusan akademi atau fakultas teknologi
tekstil itu sebenarnya tak ada yang menganggur. "Sebelum lulus
sudah dipesan," tutur H.M. Toyib, Pembantu Dekan I FTT UII.
Kecuali terserap ke pabrik tekstil (menurut buku Almanak
Industri 178 ada sekitar 550 pabrik tekstil di seluruh
Indonesia), juga banyak yang menjadi guru di dua STM yang punya
jurusan teknologi tekstil--satu di Bandung dan satu di
Pekalongan.
Padahal tercatat sampai tahun ini ada 2.589 sarjana muda
pertekstilan-1.096 dari ITT. Untuk tingkat sarjana penuh memang
baru ITT (dulu) yang mengeluarkan. Jumlahnya 120 orang S. Teks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini