Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Misteri laskmini

Penyebab kematian laksmini soemardjo, 54, pejabat departemen kehakiman di tanzania belum terungkap. kuburannya dibongkar lagi pihak keluarga curiga. lab-krim membantah akibat pembunuhan. (nas)

26 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABUT kematian yang dialami seorang pejabat Departemen Kehakiman di Tanzania masih belum terungkap. Sekalipun kuburnya yang sudah berumur 50 hari itu dibongkar lagi untuk penyidikan ulang. Pihak FK UI, yang melakukan autopsi, dan polisi tetap hanya bisa menyimpulkan, tanpa sebab yang jelas Nona Laksmini Soemardjo, 54, meninggal karena jatuh dari tempat yang tinggi. Sementara itu, pihak keluarga korban tetap penasaran. Pihak keluarga, akhirnya, bukan hanya mempertanyakan sebab musabab kematiannya. Tapi mereka juga meragukan kebenaran isi peti mati yang menurut pengantarnya dari Tanzania adalah peti mati Nona Laksmini. Wajar, memang, karena jenazah Direktur Pembinaan Hukum Internasional, Departemen Kehakiman, yang meninggal 7 Februari itu, ketika tiba di tanah air empat hari kemudian disertai pesan, "peti mati tidak perlu dibuka lagi". "Saya jamin, peti ini berisi jasad Bu Laksmini," ujar Ny. Rukmini Soedibjo, kakak korban, menirukan Kemas Fachrudin, seorang staf KBRI di Tanzania yang mengantarkan jenazah Almarhumah. Nah, kenapa harus "dijamin", pikirnya. Lebih parah lagi, kedatangan Jenazah, katanya, tidak disertai surat-surat keterangan. Sebagaimana layaknya seorang WNI yang meninggal di luar negeri, "sama sekali tidak ada inforrnasi tentang sebab-sebab kematiannya," kata Rukmini lagi. Akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri. Kontak-kontak langsung dengan beberapa relasi mereka yang bermukim di Tanzania dilakukan. Dan hasilnya sebuah kawat yang mengabarkan, kematian Almarhumah disebabkan serangan jantung. Almarhumah terjatuh dari lantai empat Hotel Mount Meru, tempatnya menginap sebagai anggota delegasi Indonesia dalam Kongres Komite Konsultasi Hukum se-Asia Afrika (AALCC). Hasil penyelidikan di Tanzania tentu saja semakin mengherankan. Sebab, selain almarhumah di kantornya menjabat ketua klub jantung sehat yang selalu memeriksakan jantungnya setiap minggu, juga diperoleh kabar, kepolisian Tanzania masih menyelidiki sebab-sebab kematian itu. Kepenasaran yang semakin bertumbuh itulah akhirnya yang menelurkan keputusan keluarga: Jenazah harus digali kembali. Dan itu dilakukan awal April lalu. Dengan disaksikan pihak keluarga kuburan Almarhumah digali kembali. Tidak hanya sampai di situ, M. Aswan, salah seorang keluarga dekat Almarhumah, juga turut menyaksikan pelaksanaan autopsi yang dilakukan di Labkrim FK UI itu. "Saya curiga, itu bukan jasad Almarhumah," tutur Aswan. SETELAH dikuburkan hampir dua bulan mayat Laksmini memang tidak bisa dikenali lagi. Tapi beberapa fakta malah muncul, dan menambah kecurigaan. Rambut jenazah, yang tipis dan panjang melebihi bahu, misalnya. Padahal, sebelum berangkat, Almarhumah sempat memotong rambutnya hingga sebahu, "agar lebih mudah menggunakan sanggul," ujar Aswan. Tidak hanya itu, gigi jenazah hasil galian itu pun tampak berderet rapi. Padahal, semua keluarga yang dekat dengan Laksmini, terutama kakaknya, Rukmini, tahu betul gigi Laksmini tidak rata. Ditambah lagi dengan visum yang dikeluarkan Labkrim yang menyebutkan Almarhumah meninggal karena benturan benda tumpul. Maka, lengkaplah kecurigaan pihak keluarga. Tapi seorang pejabat di Labkrim tetap menyebut mayat yang diautopsi itu memang mayat Laksmini. Dan dibantah, Almarhumah meninggal karena pembunuhan. Hal ini diperkuat oleh keterangan yang dikeluarkan Polda Metro Jaya, bahwa sesuai dengan sidik jari yang diperiksa, jenazah itu memang milik Laksmini. Tentang gigi dan rambut? "Gigi itu dalam waktu sekian lama bisa berjatuhan karena membusuknya daging," ujar sumber di FK UI tersebut. "Sedangkan rambut, bisa tampak panjang karena muka mengecil karena pengerutan," tuturnya lebih lanjut. Apalagi hasil pemeriksaan menunjukkan adanya beberapa tulang punggung patah, plus tengkorak yang retak, "jadi, tepat kalau disebutkan, korban meninggal karena benturan benda tumpul, jatuh ke tanah juga itu termasuk terbentur benda tumpul," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus