Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

MUI Sarankan Intensitas Pembagian Makan Bergizi Gratis Dikurangi jika Anggaran Terbatas

MUI menilai pelaksanaan program makan bergizi gratis seharusnya menyesuaikan dengan anggaran yang ada.

16 Januari 2025 | 14.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa menunjukan menu makanan bergizi gratis saat pelaksanaan perdana program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Purwodiningratan Solo, Jawa Tengah, 13 Januari 2025. ANTARA/Maulana Surya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia atau MUI menyarankan pemerintah agar mengurangi intensitas pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis atau MBG untuk pelajar. Menurut Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, pengurangan intensitas pembagian makan bergizi gratis itu bisa menjadi solusi jika anggaran yang dimiliki pemerintah masih terbatas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Maka sebaiknya penyelenggaraannya cukup satu atau dua hari saja dalam seminggu," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anwar mengatakan bahwa pelaksanaan program prioritas ini seharusnya menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Dengan begitu, pemerintah tidak perlu memaksakan pelaksanaan program makan bergizi gratis di tahun pertama rutin dilakukan dalam sepekan.

"Tahun depan jika anggaran sudah ada, baru dilaksanakan secara penuh yaitu lima atau enam hari dalam seminggu," kata Anwar.

Anwar turut mempersoalkan usulan dari Dewan Perwakilan Daerah atau DPD agar pemerintah mencari sumber dana alternatif untuk pelaksanaan makan bergizi gratis melalui dana zakat. Menurut dia, usulan tersebut tidak tepat bila penyalurannya ditujukan kepada anak-anak dari keluarga yang mampu.

Sebab, kata Anwar, dana zakat hanya diperuntukkan untuk anak-anak yang berasal dari keluarga fakir dan miskin. Dia berujar dalam ajaran Islam hanya ada 8 orang yang bisa menerima dana zakat di antaranya fakir, miskin, amil, mualaf, orang yang terjerat utang, budak yang ingin memerdekakan dirinya, ibnu sabil, dan fi sabilillah.

"Kalau untuk menyediakan makan bergizi gratis bagi anak-anak dari keluarga berada tentu tidak tepat. Kecuali kalau diambil dari dana infak dan sedekah," ujar Anwar.

Program makan bergizi gratis adalah program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Anggaran program ini mencapai Rp 71 triliun dari APBN 2024. Makan bergizi gratis menyasar sekitar 19,47 juta anak, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.

Anggaran makan bergizi gratis senilai Rp 71 triliun itu diprediksi hanya cukup hingga Juni. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan program makan bergizi gratis membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 140 triliun agar tetap berjalan hingga akhir tahun.

Artinya, sepanjang 2025, program makan bergizi gratis bakal menelan dana sedikitnya Rp 210 triliun. “Tambahan anggaran sebesar Rp 140 triliun yang diajukan pada Juni mendatang direncanakan untuk mendanai program MBG dari Juli hingga Desember 2025,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pada Selasa 7 Januari 2025.

Zulhas juga membocorkan, mulai tahun depan program ini bakal menghabiskan dana hingga Rp 400 triliunan. Untuk 2026, agar program ini berjalan setahun penuh dari Januari hingga Desember, Zulhas mengatakan pemerintah harus menggelontorkan duit Rp 420 triliun.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus