Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Musim ganti gubernur

8 gubernur dalam tahun ini resmi akan diganti. belum banyak terdengar mengenai jabatan mereka selanjutnya. beberapa gubernur hanya bertukar tempat, atau siap untuk pensiun dan hidup lebih tenang.

17 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAU ke mana para pensiunan Gubernur? Bagi Ali Sadikin 50 sudah jelas. Terpilih sebagai ketua umum PSSI, bekas Gubernur DKI Jaya ini kini dikabarkan akan punya kantor di gedung Wisma Metropolitan Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta sebagai orang swasta. Bagi delapan gubernur yang lain, yang dalam tahun ini juga resmi akan diganti, belum lagi banyak terdengar ke mana mereka hendak pergi. Ada yang katanya siap untuk pensiun dan hidup lebih 'tenang' di Jakarta. Ada pula yang konon tengah sibuk berupaya melamar pos baru, entah di dalam negeri, entah ingin jadi duta. Hein Victor Worang 57, Gubernur Sulawesi Utara yang angker tapi punya humor itu, konon masih merasa mampu duduk dalam pemerintahan Masyarakat Minahasa di Jakarta ada juga yang menyebut-nyebut "Worang ingin jadi dutabesar." Edy Sabara, 50, Gubernur Sulawesi Tenggara menurut beberapa sumber ingin "membaktikan dirinya sebagai anggota BPK (Badan Pengawas Keuangan)." Ahmad Lamo 57, yang telah dua kali menjadi Gubernur Sulawesi Selatan (10 tahun) - dan sebelumnya duduk sebagai Pj. Gubernur selama setahun di sana - kini kabarnya ingin 'pensiun' di Jakarta. Tak begitu jelas akan ke mana Arifin Ahmad, 53, dari Riau, Wahab Syahrani dari Kalimantan Timur, Kadarusno dari Kalimantan Barat dan Marah Halim dari Sumatera Utara. Tapi Letjen Taher, kini Sekjen Perhubungan, disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Marah Halim. Kecuali Kadarusno yang baru menjalani satu kali masa jabatan, semua gubernur yang akan berhenti itu sudah dua kali menjabat sebagai penguasa daerah. Di 'luaran' orang mulai membicarakan siapa saja yang kiranya menjadi calon-calon kuat sebagai pengganti para gubernur itu. Meskipun DPRD Sulawesi Utara belum lagi terdengar bersidang membicarakan agenda calon gubernur, tak urung sementara masyarakat Minahasa di Jakarta sudah keburu menyebut favoritnya. Tampaknya mereka bersepakat menilai Mayjen G.H. Mantik, kini Panglima Kodam di Jakarta, sebagai salah seorang favorit. "Selain berhasil dalam karirnya, dia itu masih bersih," kata pemuka Sulawesi Utara asal Manado di Jakarta. Tapi beberapa sumber TEMPO lainnya mendapat kabar bahwa Mayjen J.E. Kanter SH, 53 tahun, lebih besar kemungkinannya sebagai pengganti Worang. Kini ia adalah ketua Tearn Oditur Pusat Kopkamtib dan Kepala Babinkum (Badan Pembinaan Hukum) ABRI, juga ketua umum Persatuan Sarjana Hukum Indonesia (Persani) Pusat. Kantor yang asal Manado itu tergolong orang yang cepat naik bintang. Sementara Mantik dikabarkan akan menjabat Pangkowilhan I/Sumatera dan Kalimantan Barat. Masuk akal kalau orang-orang daerah - di mana juga mereka ada - ingin melihat putera daerah tampil sebagai gubernur. Koran TNI-AD Berita Yudha, dalam penerbitannya 7 September lalu, menyebut ir. Mustafa A.N., 42, kini Inspektur Wilayah Sumatera pada Ditjen Bina Marga Departemen PUTL - sebagai pengganti Arifin Ahmad. Sudah pula memasang foto keluarga Mustafa, harian itu menyebutkan bahwa putera daerah itu yang banyak disebut dan diusulkan masyarakat luas di Riau sebagai memenuhi persaratan sebagai gubernur. Tukar Tempat Tapi hingga akhir pekan lalu yang sudah resmi diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri baru dua orang: Brigjen Soedjiman sebagai pengganti Kadarusno dan ir. Azwar Anas, 46, yang akan meneruskan kedudukan Pj. Gubernur Harun Zain. Tapi benarkah Harun Zain, 50, alumni Fakultas Ekonomi U.I. dan bekas Rektor Universitas Andalas itu, yang akan menjadi Dir-Ut pabrik semen Padang di Indarung, bertukar tempat dengan Azwar? Kepada Ed Zoelverdi dari TEMPO yang baru kembali bertugas di Sumatera Barat. Harun Zain tak segera menjawab. Menghela nafas sebentar, dia pun berkata: "Ada benarnya." Namun dengan cepat dia menyambung, "tapi itu tidak akan." Dijelaskannya bahwa setelah ditimbang-timbang kemudian "kurang enak keadaannya." Dengan begitu bisa dipastikan bahwa Harun Zain, yang juga menjadi salah seorang komisaris PT Semen Padang, mengurungkan niatnya untuk bertukar tempat dengan Azwar. Lalu akan jadi apa Harun Zain setelah timbang terima jabatan dengan Azwar sekitar 10 Oktober bulan depan? Kabarnya ada tawaran jabatan baru? "Itu tergantung pada pak Harto," jawabnya. Akan halnya Azwar Anas, buat orang Minangkabau nampaknya bukan kabar baru. Sejak setahun belakangan ini, insinyur kimia berpangkat Kolonel TNI-AD itu menjadi buah bibir akan 'mewarisi' jabatan Harun Zain. Dia dikenal sebagai muslim yang saleh, yang sering nampak dalam pelbagai kegiatan sosial-keagamaan. Sebagai orang yang gemar bola, dia berhasil menampilkan beberapa andalan pemain untuk bon Padang, lewat Porsep: kelab sepakbola yang dibentuknya di lingkungan karyawan Indarung. Harun Zain yang rupanya lama mengamati langkab Dir-Ut pabrik semen itu tak mengelak adalah dia juga yang menjagoi Azwar. Oleh Harun dia dinilai sebagai tokoh yang "berorientasi pada tugas dan prestasi." Usaha Harun untuk melicinkan jalan Azwar ke atas itu juga disambut Dt Palimo Kayo, ketua Majelis Ulama Sumbar. "Azwar Anas penasehat kami di majelis ulama," katanya, dan "kami mendoakan agar ia mampu melanjutkan kebijaksanaan baik Harun Zain selama 11 tahun ini." Tapi bagaimana sampai persiapan Harun Zain mencari penggantinya itu tak dilakukan lewat DPRD? Harun sendiri tak memberi jawaban soal penunjukan caretaker yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan itu. "Yang jelas saya tak keliru pilih toh?" katanya. Kini yang jadi persoalan memang bukan keliru tidaknya memilih calon, tapi soal itu prosedur pemilihannya (lihat box).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus