Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim Independen yang dibentuk Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menemukan penyelenggaraan program doktoral di Universitas Negeri Jakarta tak memenuhi standar pendidikan. Ketua Tim Independen, Ali Ghufron Mukti, yang juga Direktur Jenderal SDM Iptek Dikti, mengatakan, dalam waktu dekat, Menteri Pendidikan Tinggi M. Nasir akan mengambil keputusan soal sanksi yang akan diberikan kepada UNJ.
"Hasil temuan kami, memang mutunya tidak memenuhi standar yang baik. Paling terlihat dari kelas jarak jauh," kata Ali Ghufron saat dihubungi kemarin. Menurut dia, indikasi ketidakberesan penyelenggaraan program doktoral di UNJ adalah kelulusan mahasiswa doktoral yang sangat cepat dari biasanya tiga atau empat tahun. Tim Independen juga menemukan bukti plagiat dalam disertasi sejumlah mahasiswa.
Investigasi Tempo sejak pertengahan Juli lalu menemukan banyak ketidakberesan dalam kerja sama program doktoral antara UNJ dan 12 universitas negeri lain di daerah yang diselenggarakan sejak 2009. Program tersebut sudah dilarang sejak 1997 dan tak memiliki izin dari Kementerian Pendidikan Tinggi.
Selain itu, ditemukan dugaan pemalsuan absensi mahasiswa. Dalam dokumen audit forensik yang salinannya diperoleh Tempo, terlihat bahwa tanda tangan sejumlah mahasiswa pada beberapa mata kuliah tak konsisten. Direktur Lembaga Kursus dan Pelatihan Grafologi Indonesia, Syibly Avivy A. Mulachela, yang ditemui Tempo membenarkan isi dokumen tersebut. "Ditemukan kejanggalan pada daftar absen itu," kata Syibly, yang tak mau merinci temuannya, ketika ditemui di Bandung, Rabu dua pekan lalu.
Syibly diminta oleh Tim Evaluasi Kinerja Akademik, juga dibentuk Kementerian Pendidikan Tinggi, untuk menelusuri dugaan manipulasi tanda tangan tersebut. Kecurigaan itu muncul setelah Tim Evaluasi menindaklanjuti laporan dari masyarakat bahwa program doktoral di UNJ bermasalah. Indikasinya, ada pejabat daerah tiba-tiba saja menjadi doktor.
Anggota Tim Evaluasi, Engkus Kuswarno, mengatakan timnya memperoleh bukti ada mahasiswa di dua tempat dalam waktu yang sama. "Pernah mahasiswa ada di Kendari, sementara di UNJ ada tanda tangan dia pada waktu yang sama," kata Engkus. Tak hanya soal absensi, disertasi mahasiswa ini pun diduga plagiat.
Penelusuran Tempo juga menunjukkan perkuliahan jarak jauh tersebut dipadatkan. Mulyadi, mahasiswa S-3 Jurusan Pendidikan Bahasa UNJ, mengaku perkuliahan semester I 2014 yang digelar di Universitas PGRI Palembang dipadatkan pada Jumat-Sabtu. "Kami kuliah di sini setiap akhir pekan," kata Mulyadi, Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Palembang.
Tim Evaluasi menemukan hal yang sama. Engkus Kuswarno membeberkan, dalam sehari, mahasiswa bisa menjalani kuliah lebih dari 10 jam, bahkan hingga 15 jam. Bukan hanya jumlah pertemuan, waktu kuliah pun dikurangi per satuan kredit semester (SKS) menjadi hanya 40-45 menit. Padahal Peraturan Kementerian Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menyatakan satu SKS berlangsung 50 menit.
Rektor UNJ, Djaali, membenarkan kampusnya tak memiliki izin menyelenggarakan program doktoral kerja sama dengan 12 kampus. Menurut dia, program ini merupakan kesepakatan dengan para rektor untuk meningkatkan kualitas dosen di daerah. "Kami berpikir program ini harus dilakukan untuk bangsa dan negara," katanya.
Ihwal dugaan plagiat, Djaali mengatakan sudah membentuk tim internal untuk mengusutnya. Hasilnya, "Tak ditemukan adanya plagiat," kata Djaali. Simak selengkapnya di investigasi majalah Tempo pekan ini. TIM INVESTIGASI | PRAMONO
Praktik Kotor Kuliah Doktor
Dimulai pada 2009, program strata tiga kerja sama UNJ dengan 12 kampus lain ternyata melanggar aturan. Tim Evaluasi Kinerja Akademik juga menemukan dugaan plagiat disertasi para mahasiswa doktoral.
Pelanggaran
Manipulasi nomor induk
-Setahun sebelum mahasiswa mulai kuliah sudah diberi nomor induk
-Tempo menemukan lebih dari 20 mahasiswa baru kuliah setahun setelah nomor induk diberikan
Waktu kuliah
-UNJ memangkas waktu kuliah per SKS hanya 40-45 menit
Peraturan Kementerian Pendidikan: kuliah tatap muka 1 SKS berlangsung selama 50 menit
-Sejumlah mata kuliah satu semester dipadatkan menjadi hanya dua hari. Dalam sehari, mahasiswa kuliah bisa lebih dari 10 jam, bahkan hingga 15 jam.
Manipulasi absensi
-Mahasiswa bisa menitip tanda tangan
-Kajian grafolog menunjukkan bahwa tanda tangan mahasiswa tak konsisten atau dilakukan orang yang berbeda-beda
-Mahasiswa ada di lokasi lain saat kuliah, tapi namanya tercantum di daftar absensi
Disertasi abal-abal
-Sebagian disertasi tak orisinal dan hanya menyalin penelitian lain
-Promotor tidak meneliti keaslian karya dan abai terhadap konsep-konsep yang tak terkait dengan penelitian tapi muncul di dalam disertasi
-Tersedia jasa membuat disertasi dengan biaya Rp 50-60 juta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo