Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang -- Komisi X DPR mendorong pemerintah agar meminta penambahan anggaran pendidikan untuk Provinsi Sumatera Selatan. Sebab, menurut Komisi yang membidangi masalah pendidikan, olah raga dan riset itu, di beberapa wilayah di Sumatera Selatan angka kemiskinan dan putus sekolah tinggi. “Aspirasi dari Sumatera Selatan, ya. Bagaimana anggaran pendidikan dari pusat bisa ditambahkan untuk Sumatera Selatan karena menurut data dari BPS itu angka putus sekolah tinggi," kata Wakil Ketua Komisi X DPR My Esti Wijayati saat melakukan reses di Griya Agung pada Kamis, 30 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, angka kemiskinan di Sumatera Selatan cukup tinggi, yaitu 984.230 jiwa per Maret 2024. Hal itu juga berimbas pada naiknya angka putus sekolah yang mencapai 157.280 jiwa. Tak hanya itu, My Esti melanjutkan, angka rata-rata lama sekolah di Sumatera Selatan juga masih rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan Data Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan yang dipaparkan, rata-rata lama sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) masih rendah dibanding jenjang lain, yaitu 8,75 persen di 2024.
Pantauan Tempo di Kanal BPS Sumatera Selatan, daerah dengan rata-rata lama sekolah yang masih rendah pada 2024 ada di 17 kabupaten/kota. Daerah tersebut di antaranya Ogan Komering Ilir 7,19 persen, Musi Rawas (7,57), Musi Banyuasin (7,95), Banyuasin (7,48), Empat Lawang (7,68), Penukal Abab Lematang Ilir (7,27) dan Musi Rawas Utara 7,51 persen.
Jumlah daerah dengan angka rata-rata lama sekolah rendah diketahui bertambah dibanding 2023. Sementara, angka rata-rata lama sekolah yang paling tinggi ada di Kota Palembang sebesar 10,93 persen dan Kota Prabumulih 10,36 persen, dengan akses pendidikan yang mudah dijangkau.