Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin mengungkap alasan organisasinya tak mengundang tokoh politik maupun elite partai ke perhelatan Ijtima Ulama 212 yang ke-IV, besok. Menurut Novel, hal itu disebabkan sebagian tokoh politik selama ini hanya bisa berjanji, namun setelahnya meninggalkan umat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagian tokoh politik membawa kepentingan partainya masing-masing dibanding dengan kepentingan umat," ujar Novel saat dihubungi Tempo pada Ahad, 4 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan ulama 212 itu akan dihelat di Hotel Lor In, Sentul, pada Senin, 5 Agustus 2019. Novel menegaskan, Ijtima Ulama kali ini akan berbeda dengan acara serupa sebelumnya yang lebih banyak membahas langkah ulama berpolitik berdasarkan ajaran Al-Quran dan Hadits. Kali ini, pertemuan ulama FPI ini memutuskan untuk tak lagi ikut politik praktis dengan cara tak mengundang tokoh politik dan parpol tertentu.
"Hasil putusan Ijtima Ulama IV akan menitipkan amanat rapat untuk pemerintah, tentang apa yang selama ini kami perjuangkan," ujar dia.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade mengatakan, partainya tidak pernah meninggalkan ulama dan pendukungnya. "Itu adalah kontrak politik dengan ijtima ulama yang akan diperjuangkan terus. Baik di dalam ataupun di luar pemerintahan," ujar Andre, Jumat lalu.
Andre menambahkan Prabowo Subianto tetap berkomitmen membela ulama dan pendukungnya, kendati kalah dalam pilpres 2019 lalu. "Kami selalu mendampingi ulama dan umat yang bermasalah. Itu komitmen kami. Ulama yang diproses (hukum) kami bela dan membuat penangguhan, " ujar dia.
Ijtima Ulama 212 itu akan digelar di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Sebelumnya telah diadakan Ijtima Ulama serupa saat pemilihan presiden 2019 lalu. Saat itu mereka memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.