Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan obat gagal ginjal akut pada anak, Fomepizole, sumbangan dari Jepang telah tiba di tanah air pada Jumat malam, 28 Oktober 2022. Pemerintah sebelumnya telah mendatangkan obat serupa dari Singapura dan Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi menyatakan bahwa sebanyak 200 vial Fomepizole itu merupakan hibah dari perusahaan farmasih Jepang, Takeda. Selanjutnya, Kementerian Kesehatan akan memberikan panduan penggunaan dalam bahasa Indonesia sebelum obat itu didistribusikan ke berbagai rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena semua informasi dalam bahasa jepang," kata Budi kepada Tempo, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Pemerintah telah beli Fomepizole dari Singapura dan Australia
Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa Kemenkes telah memesan Fomepizole dari Singapura dan Australia. Berdasarkan uji coba mereka, obat seharga 16 juta per vial itu dinilai ampuh memulihkan masalah gagal ginjal akut pada anak.
Meskipun demikian, Budi sempat menyatakan obat ini hanya ampuh pada pasien dengan tingkat stadium ringan. Pada pasien dengan stadium berat, menurut dia, masih memerlukan perawatan secara intensif.
Obat Fomepizole diberikan secara gratis
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahrial, menyatakan sebagian obat yang dipesan pemerintah itu telah tiba di tanah air dan didistribusikan. Sebanyak 30 vial dari Singapura tiba dalam dua tahap dan sudah didistribusikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Lalu, ada 16 vial dari Australia pada 20 Oktober telah diberikan ke RSUD M. Djamil Padang, RSUD Soetomo Surabaya, RSUP Adam Malik Medan, dan RSUD Zainoel Abidin Aceh. Jadi 30 dari Singapura dan 16 dari Australia," kata Syahril dalam konferensi pers secara daring, Kamis, 27 Oktober 2022.
Syahril memastikan pemberian obat ini dilakukan secara gratis. Dia menyatakan hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah.
Data kasus gagal ginjal akut
Kasus gagal ginjal akut pada anak meningkat tajam sejak Agustus lalu. Kementerian Kesehatan menyatakan, hingga Kamis kemarin, tercatat terdapat 269 anak yang didiagnosa mengalami masalah tersebut. Dari jumlah itu, 157 anak meninggal, 73 anak masih menjalani perawatan dan 14 pasien dinyatakan sembuh. Data tersebut, menurut Kemenkes merupakan jumlah pasien sejak Januari lalu.
Penyakit gagal ginjal akut ini melonjak akibat konsumsi obat sirup yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE). Kemenkes sudah menarik izin lebih dari 1.100 obat yang mengandung pelarut dan diduga mengandung EG, DEG, dan EGBE. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mengumumkan lima obat sirup yang disebut memiliki kandungan EG, DEG dan EGBE di atas ambang batas aman. Selain itu, BPOM juga telah mengumumkan 157 obat sirup yang dianggap aman.