Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasi pencarian korban kecelakaan Bus Sriwijaya di Liku Lematang Kota Pagaralam akhirnya dihentikan total. Tim SAR gabungan tidak menemukan tanda-tanda adanya korban baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Sub Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Palembang, Benteng Telau, mengatakan pencarian resmi dihentikan Senin, 30 Desember 2019 pukul 18.00 WIB setelah tujuh hari lamanya pencarian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena tidak ada laporan lagi dari keluarga korban dan tidak ada lagi tanda-tanda di lokasi, maka pencarian dihentikan," ujar Benteng, seperti dikutip Antara, Senin.
Selama tujuh hari pencarian, tim SAR gabungan telah menyisir Sungai Lematang hingga radius enam kilometer. Penyisiran dilakukan dengan rafting maupun menyelam.
Tim SAR gabungan telah mengevakuasi total 48 penumpang dalam waktu dua hari. Rinciannya adalah 35 orang meninggal dunia dan 13 orang selamat.
Dari data tim SAR gabungan, sebanyak 27 penumpang bus maut tersebut berasal dari Provinsi Bengkulu dan 21 orang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk korban meninggal dari Sumsel yakni 15 orang, sedangkan dari Bengkulu 20 orang. Adapun dari 13 korban selamat, 7 orang berasal dari Bengkulu dan 6 lainnya dari Sumsel.
"Semua korban meninggal telah dimakamkan dan korban selamat telah kembali ke kampung halaman masing-masing," ujar Benteng.
Bus Sriwijaya Jenis Mitsubishi Fuso Plat No Polisi BD 7031 AU rute Bengkulu - Palembang terjun ke jurang di Liku Lematang Jalan Lintas Pagaralam - Lahat KM 9, Desa Plang Kenidai, Kota Pagaralam pada Senin malam, 23 Desember 2019 pukul 23.15 WIB.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai kecelakaan bus tersebut sebagai kecelakaan bus terburuk sepanjang 2019 karena menelan korban meninggal paling banyak.