Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pagelaran Angklung di GBK Pecahkan Rekor Dunia, Kolaborasi Pelajar, Guru Hingga Pejabat

Pertunjukan angklung itu melibatkan 15.110 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, guru hingga pejabat negara.

7 Agustus 2023 | 09.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta mengikuti gelaran angklung terbesar di dunia yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 5 Agustus 2023. Hampir 7 menit, belasan ribu peserta memainkan lagu "Berkibarlah Benderaku" karya Ibu Sud dan "Wind of Change" milik salah satu band asal Jerman Scorpions. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pagelaran angklung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu, 5 Agustus lalu memecahkan rekor dunia Guiness World Records sebagai pergelaran musik angklung terbesar di dunia. Pertunjukan itu melibatkan 15.110 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, guru hingga pejabat negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Ahmad Mahendra mengatakan persiapan acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tersebut telah dilakukan sejak Oktober 2022 dengan dukungan pihaknya. "Angklung merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2010 dan memiliki nilai-nilai baik pendidikan karakter yang harus dilestarikan dan diturunkan ke generasi selanjutnya," kata dia dalam keterangannya, Ahad, 6 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahendra mengatakan pihaknya memfasilitasi 20.060 unit angklung dan mendistribusikannya ke 381 kelompok angklung. Masing-masing kelompok beranggotakan 40 orang.

Kemendikbudristek juga turut menggandeng Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai mitra serta turut menyusun konsep musikalitas, video konduktor dan pelatihan angklung bagi seluruh peserta. "Selain dilatih langsung oleh tim SAU, kami juga melibatkan 182 orang supervisor yang telah dilatih sebelumnya oleh SAU untuk mendampingi pelatihan mandiri di tiap kelompok," kata Mahendra.

Adapun supervisor tersebut berasal dari guru seni musik dan seniman angklung dari sanggar atau komunitas. Adapun peserta pergelaran angklung terbesar di dunia ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pengurus Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah kedinasan, perwakilan kementerian/lembaga, hingga para Ibu Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK.

"Pergelaran ini diharapkan menjadi momentum untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap alat musik angklung," kata Mahendra.

Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten untuk mengumpulkan 1.000 peserta yang berasal dari 25 sekolah. "Keterlibatan siswa SMA ini merupakan upaya untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan angklung ke generasi muda karena banyak nilai baik yang dapat dipelajari dari alat musik ini. Kolaborasi, disiplin, dan kesabaran”, kata dia.

Menurut Winner, kolaborasi dari berbagai pihak ini merupakan semangat positif dalam pengelolaan warisan budaya Indonesia. Angklung sendiri telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 16 November 2010.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus