Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat mewaspadai terjadinya gempa susulan yang mengguncang Lombok, Bali, dan Sumbawa, kemarin. Meski dengan intensitas dan magnitude kecil, BMKG mencatat sejumlah gempa susulan hingga kemarin sore. "Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, tapi tetap tenang dan jangan panik," ujar Dwikorita di Jakarta, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa tektonik mengguncang Lombok, Bali, dan Sumbawa dengan kekuatan 6,4 skala Richter, kemarin pagi. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.47 WIB tersebut terletak pada koordinat 8,4 lintang selatan dan 116,5 bujur timur. Pusat gempa berada di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada kedalaman 24 km.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga kemarin petang, BMKG mencatat 133 gempa susulan. Dwikorita menyatakan gempa susulan tersebut bermagnitudo terbesar pada 5,7 skala Richter. Ia pun meminta masyarakat tidak mempercayai berita tak benar yang tersebar pasca-gempa. "BMKG terus memantau perkembangan gempa," ujarnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan 14 orang meninggal akibat gempa yang bisa dirasakan hingga Denpasar, Bali, tersebut. Selain itu, 162 orang mengalami luka-luka dan ribuan unit rumah rusak akibat guncangan gempa. Menurut dia, dampak terparah dari gempa terdapat di Kabupaten Lombok Timur. "Pendataan masih dilakukan," ujar Sutopo.
Ia juga mendesak pemerintah agar segera mengirim tenaga medis, tandu, peralatan kesehatan, baju anak-anak, dan makanan siap saji. "Kami dan beberapa instansi lain telah menyalurkan bantuan kepada korban, seperti tenda pengungsi dan air mineral. Masih banyak logistik dan peralatan yang dibutuhkan," kata dia.
Sutopo menyatakan sistem komunikasi, jalan, dan listrik masih dapat digunakan. Berdasarkan pantauan BNPB serta Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kecamatan Sambelia, Sembalun, dan Bayan-wilayah yang paling terkena dampak gempa-tak mengalami gangguan komunikasi. Tapi jaringan Indosat dan H3I tidak dapat digunakan akibat aliran listrik terputus. "PLN masih melakukan perbaikan," ujarnya.
Tim gabungan juga mengevakuasi pendaki yang berada di Gunung Rinjani, yang mengalami longsor akibat gempa. Berdasarkan data Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), jumlah pendaki ke Gunung Rinjani tercatat 826 orang. Berdasarkan laporan dari BTNGR Resor Senaru, sebanyak 115 wisatawan asing sudah turun melalui pintu Senaru, Kabupaten Lombok Utara. "Proses evakuasi pendaki masih dilakukan," kata Sutopo. Jalur pendakian Gunung Rinjani pun ditutup untuk sementara waktu.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menuturkan, berdasarkan pusat gempa, peristiwa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores Back Arc Thrust. Menurut dia, gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Presiden Joko Widodo memerintahkan Kepala BNPB, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI agar segera membantu korban gempa. "Kami harapkan sore atau besok pagi (hari ini) sudah terorganisasi untuk turun semuanya, sehingga dari pusat, provinsi, dan kabupaten bisa bergerak bersama-sama," ujar Jokowi setelah memimpin rapat terbatas di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa. Rencananya, Jokowi akan mendatangi lokasi bencana hari ini. AHMAD FAIZ | ANDITA RAHMA | ARKHELAUS WISNU
Tewas dan Ribuan Bangunan Rusak
Gempa 6,4 Skala Richter yang mengguncang wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa, menyebabkan korban meninggal dan luka-luka, serta ribuan bangunan rusak. BMKG mencatat terjadi 133 kali gempa susulan hingga Ahad sore.
Total Korban
Meninggal : 14 orang
Luka-luka : 162 jiwa
Rumah rusak : ribuan unit
Kabupaten Lombok Timur
Meninggal:
- Isma Wida, perempuan, 30 tahun (warga negara Malaysia)
- Ina Marah, perempuan, 60 tahun
- Ina Rumenah, perempuan, 58 tahun
- Aditatul Aini, perempuan, 27 tahun
- Herniwati, perempuan, 30 tahun
- Ina Hikmah, perempuan, 60 tahun
- Fatin, perempuan, 80 tahun
- Egi, laki-laki, 17 tahun
- Wisnu, laki-laki, 8 tahun
- Hajratul, perempuan, 8 tahun
Luka-luka: 67 orang
Rumah rusak: lebih dari 1.000 unit
Kabupaten Lombok Utara
Meninggal:
- Juniarto, laki-laki, 8 tahun
- Rusdin, laki-laki, 34 tahun
- Sandi, laki-laki, 20 tahun
- Nutranep, perempuan, 13 tahun
Luka-luka: 38 orang (12 orang dirawat di Puskesmas Senaru, 15 orang di Postu Sambikelen, 1 orang di RSUD Tanjung, dan 10 orang di Puskesmas Anyar).
Rumah rusak: 41 unit rusak berat, 74 unit rusak sedang, dan 148 unit rusak ringan. Sebanyak 6.237 keluarga menjadi korban.
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo