Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berita Tempo Plus

Perbaikan Fasilitas Kesehatan di Lombok Utara Dipercepat

Sejumlah desa di lereng Gunung Rinjani masih terisolasi.

15 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Sejumlah desa di lereng Gunung Rinjani masih terisolasi.
Perbesar
Sejumlah desa di lereng Gunung Rinjani masih terisolasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA - Pemerintah mempercepat perbaikan fasilitas-fasilitas kesehatan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, setelah gempa yang mengguncang Pulau Lombok. Percepatan perbaikan itu bertujuan mendukung penanganan korban luka akibat gempa. Kabupaten Lombok Utara adalah daerah paling terkena dampak. Sedikitnya 374 orang dilaporkan meninggal dan 640 orang terluka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kemarin, Presiden Joko Widodo meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung di Lombok Utara. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan saat itu Presiden memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono segera melakukan perbaikan. Selain itu, Presiden meminta supaya pasar dan sekolah segera dibangun kembali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Tapi memang butuh waktu karena sekolahnya roboh," ujar Jokowi seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis.

Basoeki mengatakan Kementerian akan segera memperbaiki dan membangun kembali fasilitas publik yang rusak atau hancur. "Kami akan mulai perbaikan pekan ini," ucapnya.

Gempa berkekuatan 7 pada skala Richter pada 5 Agustus lalu menyebabkan puluhan ribu bangunan di Lombok dan Bali runtuh. Akibatnya, sekitar 352 ribu orang mengungsi, 1.353 orang terluka, dan 436 orang meninggal. Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah karena proses evakuasi korban masih belum selesai. Bahkan sejumlah desa di sekitar lereng Gunung Rinjani masih terisolasi karena akses terputus.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Jokowi telah meminta Tentara Nasional Indonesia membantu mempercepat proses evakuasi. Presiden juga telah memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin penanganan wilayah yang masih terisolasi.

Ribuan tentara dari berbagai matra telah dikerahkan ke Lombok Timur. Antara lain dari Komando Resor Militer 162/Wirabhakti, Batalion Infanteri (Yonif) 742/Satya Wira Yudha, Batalion Zeni Konstruksi 13/Karya Etmaka, Yonif Raider 900/ Satya Bhakti Wirottama, Yonif 516/Mekanis, Batalion Zeni Tempur 10/Jaladari Palaka. Selain itu, sejumlah personel kesatuan elite diturunkan, seperti pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Marinir, dan Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.

Sementara itu, ratusan ribu pengungsi yang tinggal di posko-posko pengungsian di Kabupaten Lombok Utara mulai diserang sejumlah penyakit. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat, Marjito, mengatakan banyak pengungsi yang terserang penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan, sakit lambung, stres ringan, hingga diare.

Meski begitu, menurut Marjito, persediaan obat-obatan sudah cukup memadai. Pemerintah juga telah menyediakan sejumlah posko kesehatan dengan harapan pelayanan kesehatan bisa tetap normal. Saat ini, terdapat sedikitnya 171 dokter spesialis, 228 dokter umum, 255 perawat, 38 bidan, serta 268 psikolog dan nonmedis. AHMAD FAIZ | ANTARA | AGUNG SEDAYU


PVMBG Rekomendasikan Pemindahan Bangunan di Zona Retakan

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani, mengatakan lembaganya merekomendasikan agar bangunan yang berada di lokasi retakan dipindah. "Bangunan yang terletak di zona pergeseran tanah dan retakan dalam dimensi besar akan digeser 20 meter dari retakan utama," katanya di Bandung, Senin lalu.

Kasbani mengatakan lokasi retakan tersebut merupakan jejak sesar yang muncul ke permukaan akibat gempa Lombok yang terjadi dua kali pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018. Retakan tersebut muncul akibat pergerakan sesar naik yang dipicu oleh gempa. Jejak sesar naik itu bukan hanya berupa rekahan dan retakan, tapi juga pergerakan tanah yang naik dengan tinggi bervariasi, dari 2 sentimeter hingga 0,5 meter.

PVMBG menamai sesar baru tersebut Sesar Naik Lombok Utara. "Sesar baru ini adalah sesar yang teridentifikasi setelah kita cek ke lapangan, setelah kejadian gempa bumi," kata Kasbani.

PVMBG menemukan salah satu penyebab bangunan roboh adalah berada di lintasan retakan tersebut. Retakan utama itu ditemukan paling banyak di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga; Dusun Beraringan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan; serta Desa Selengan, Kecamatan Kayangan.

Selain merekomendasikan menggeser bangunan sejauh 20 meter dari lintasan retakan utama, PVMBG meminta agar bangunan yang didirikan kelak mengikuti kaidah bangunan tahan gempa. Kasbani menyebutkan gempa tidak bisa diperkirakan, tapi mitigasi mencegah dampaknya masih bisa dilakukan.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Sri Hidayati, mengatakan retakan yang muncul akibat gempa Lombok wajib menjadi perhatian saat hendak melakukan pembangunan kembali daerah yang rusak akibat gempa. "Kami memberi masukan kepada pemerintah daerah untuk merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW)," tuturnya. AHMAD FIKRI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus