Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Perjalanan Karier dan Pendidikan Veronica Tan, Arsitek yang Mengurusi Perempuan dan Anak

Veronica Tan mengenyam pendidikan arsitektur, kiprahnya di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak semakin tajam saat jadi istri gubernur

18 November 2024 | 08.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Veronica Tan menjadi salah satu sosok yang vokal berbicara ihwal isu perempuan dan anak. Mulai dari isu bullying, kesehatan mental perempuan, pernikahan dini, hingga isu child free. Urusan yang dibahas meluas semenjak Veronica menjabat sebagai wakil menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Veronica Tan dikenal aktif dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Ia menempuh pendidikan tinggi di jurusan Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH), namun lebih dikenal luas karena kontribusinya dalam kegiatan sosial. Salah satu pencapaiannya yang paling menonjol adalah pendirian Yayasan Waroeng Imaji, sebuah inisiatif untuk mendukung anak-anak yang tinggal di rumah susun (rusun) di Jakarta.

Pada 2017, perempuan kelahiran Medan, 4 Desember 1977 ini mengajak 200 anak dari rusun untuk tampil dalam sebuah operet berjudul Aku Anak Rusun - Selendang Arimbi. Kegiatan ini merupakan bagian dari usahanya untuk memberi ruang bagi anak-anak tersebut mengembangkan bakat mereka dalam seni teater, musik, dan pertunjukan. Melalui kegiatan ini, Veronica ingin mendorong anak-anak dari latar belakang kurang mampu untuk mengejar impian mereka.

Selain aktif di Yayasan Waroeng Imaji, Veronica juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Jakarta.

Dalam posisi ini, ia memimpin berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak. Salah satu fokus utama Veronica adalah pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan keterampilan serta promosi kesehatan ibu dan anak. Ia juga terlibat dalam kampanye untuk menurunkan angka stunting dan memastikan kesejahteraan anak-anak di Jakarta.

Veronica berperan besar dalam pengembangan fasilitas publik yang ramah anak, seperti menginisiasi pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Ia memastikan bahwa RPTRA tidak hanya menjadi tempat bermain, tetapi juga ruang bagi warga untuk berinteraksi. Di bawah kepemimpinannya, PKK bertanggung jawab dalam pengawasan dan pengelolaan RPTRA, termasuk penyediaan fasilitas seperti toilet ramah disabilitas, perpustakaan, dan ruang laktasi.

Tak hanya aktif di bidang pemberdayaan perempuan dan anak, Veronica juga pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta.

Di yayasan ini, ia menggalang kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker, terutama kanker serviks dan payudara yang sering mengancam perempuan.

Veronica juga berperan dalam kampanye kesehatan dan penggalangan dana untuk membantu pasien kanker kurang mampu. Di tengah pandemi COVID-19, ia terlibat dalam produksi alat PCR untuk deteksi virus, bekerja sama dengan Kalgen Innolab.

Pada 2019, Veronica meluncurkan aplikasi layanan kesehatan LoveCare, yang menyediakan jasa perawatan profesional untuk lansia, orang sakit, dan anak-anak berkebutuhan khusus pasca-perawatan di rumah sakit. Layanan ini lahir dari pengalaman pribadi Veronica saat merawat ibu dan neneknya yang sedang sakit.

“Yang paling penting ialah melayani bukan hanya dari segi media, tapi juga mendampingi dan menganggap pasien seperti orang tua,” kata Veronica Tan, dikutip dari cantika.com.

Setelah berpisah dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Veronica terus aktif dikabarkan di masyarakat, terutama kelompok miskin kota di Jakarta. Bersama anak keduanya, Nathania Purnama, ia mendirikan komunitas Ibu Rusun dan Aku Anak Rusun.

Komunitas ini dibina untuk lebih memberdayakan penghuni rumah susun. Veronica melatih para ibu di komunitas tersebut untuk membatik, dengan hasil batik yang dijual sebagai souvenir khas Jakarta. Sebagian keuntungan dari penjualan batik digunakan untuk mendukung program pemberdayaan selanjutnya.

Untuk anak-anak di rusun, Veronica dan Nathania mengajarkan seni, seperti musik dan tari. Kegiatan tersebut juga melibatkan pertunjukan seni, seperti operet yang sudah dipentaskan oleh komunitas Aku Anak Rusun.

Kiprah Veronica Tan dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan ini ditengarai menjadi salah satu pertimbangan bagi Prabowo Subianto untuk mengajaknya bergabung dalam kabinet, terutama dalam upaya mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia. Veronica dikenal dengan sikap tenang dan penuh wibawa, serta komitmennya yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak di Indonesia.

ELLYA SYAFRIANI | ANTARA | CANTIKA.COM 

Pilihan Editor: Wakil Menteri Stella Christie Ingatkan Tetap Bijak Gunakan ChatGPT dan AI Lainnya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus