Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pertarungan Tak Berimbang di Pilkada Trenggalek

Komposisi partai pendukung pasangan calon kepala daerah yang kini kembali bertarung persis saat pilkada 2015.

9 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua pasangan calon mengangkat poster nomor urut sesuai hasil undian yang digelar secara terbuka di Hotel Hayam Wuruk, Trenggalek, 24 September 2020. Dok HO Komisioner KPU Trenggalek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Komposisi partai politik pendukung pasangan calon yang kini menjadi inkumben ini persis saat pemilihan kepala daerah yang berlangsung pada 2015.

  • Pasangan Arifin-Syah didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Demokrat, Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, Partai Amanat Nasional, dan Partai Gerindra.

  • Adapun pasangan penantang, Alfan Rianto Muasir-Zainal Fanani, hanya diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Keadilan Sejahtera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — Pemilihan kepala daerah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, diprediksi menjadi pertarungan sulit bagi pasangan penantang, Alfan Rianto Muasir-Zainal Fanani. Musababnya, pasangan inkumben Mochamad Nur Arifin-Syah Mohamad Natanegara diusung mayoritas partai politik di tingkat lokal, sehingga diprediksi menang mudah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengamat sosial dan politik dari Universitas Negeri Yogyakarta, Suripto, mengatakan koalisi partai pengusung inkumben mendominasi dengan menguasai 62,2 persen kursi di parlemen. "Di atas kertas, koalisi ini yang harusnya menang," ujar mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Trenggalek itu kepada Tempo, kemarin.

Pasangan Arifin-Syah didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Demokrat, Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, Partai Amanat Nasional, dan Partai Gerindra. Adapun pasangan penantang, Alfan Rianto Muasir-Zainal Fanani, hanya diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Komposisi partai politik pendukung pasangan calon yang kini menjadi inkumben ini persis saat pemilihan kepala daerah yang berlangsung pada 2015.

Suripto mengatakan koalisi partai pengusung Arifin memenangi pemilihan kepala daerah pada 2015. Saat itu, Arifin mendampingi Emil Elestianto Dardak, yang kini menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur. Pasangan Emil-Arifin memenangi pemilihan secara telak. Dia memperkirakan pemilihan pada tahun ini akan mengulangi kembali pilkada Trenggalek pada 2015.

Selama memimpin Trenggalek, pada periode pertama, menurut Suripto, rapor kinerja Arifin dinilai cukup baik. Arifin disebut-sebut mampu menurunkan angka kemiskinan dari 13,39 persen menjadi 10,98 persen. Arifin juga disebut sukses mereformasi birokrasi dan menarik investor ke Trenggalek. “Meski demikian, kekurangan Arifin adalah di sektor lingkungan hidup,” ucap Suripto.

Adapun soal pasangan Alfan-Zainal, menurut  Suripto, publik belum mengetahui integritas pasangan penantang ini. Masyarakat masih mempertanyakan kapasitas Alfan sebagai anggota direksi BUMN dalam konteks penyelenggaraan pemerintah daerah. “BUMN itu kan profit, berbeda dengan pemerintah daerah yang jauh lebih kompleks.”

Ihwal koalisi partai politik di tingkat lokal yang tak berubah dalam kontestasi pilkada ini, Suripto tak berani berspekulasi. Dia menduga merapatnya PKS kepada PKB merupakan jalan untuk mengurangi stigma Islam kanan yang kerap dituduhkan ke mereka. Menurut dia, targetnya mungkin adalah memperluas elektabilitas PKS pada Pemilihan Umum 2024.

Alfan Rianto menyatakan siap bertarung mengalahkan inkumben. Dia menegaskan hal tersebut ketika mendapat nomor urut pertama dalam pertarungan pilkada Trenggalek. Dia berharap dapat memenangi pemilihan ini. “Kami ingin membawa Trenggalek bangkit menuju kesejahteraan,” kata Alfan.

Adapun Mochamad Nur Arifin mengatakan telah berkomitmen untuk membangkitkan perekonomian masyarakat Trenggalek yang terpuruk selama masa pandemi. Jika terpilih kembali menjadi Bupati Trenggalek, Arifin akan berfokus pada pengentasan ekonomi kecil sebagai prioritas pemerintahan. "Hal pertama yang akan kami lakukan adalah menggerakkan sendi-sendi perekonomian. Kita tahu pada masa pandemi ini ekonomi masyarakat kecil susah."

Ketua Dewan Pengurus Daerah PDIP Jawa Timur, Kusnadi, mengatakan partainya telah menetapkan target kemenangan pemilihan kepala daerah di 13 kabupaten dan kota, tak terkecuali di Trenggalek. Target kemenangan dari 19 pilkada ini akan menjadi tolok ukur sekaligus kunci kesuksesan PDIP dalam Pemilu 2024.

HARI TRI WASONO | AVIT HDAYAT


Pertarungan Tak Berimbang di Pilkada Trenggalek

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus