SEPERTI di JIS, di The Gandhi Memorial International School mata pelajaran tak berdesak-desak. Di seholah yang berlokasi di kawasan Pasar Baru Jakarta Pusat ini, sampai tingkat terakhir SMP, yakni kelas X, ada tujuh mata pelajaran yang harus diikuti. Matematika, Ilmu Pengetahuan AIam, Sejarah & Civics, Geografi, Bahasa Inggris ditambah dua bahasa (boleh pilih diantara bahasa Indonesia, Sindhi, Hindi, Gujarati, atau Punjabi). Baru di dua kelas berikutnya, kelas XI dan XII, yang kira-kira setingkat SMA, ada mata peIajaran inti dan pilihan. Yang inti: Bahasa Inggris, Kesusastraan, Sosiologi, Pendidikan Moral, dan - jangan kaget - Pancasila. Adapun pelajaran pilihan, agak mirip dengan reneana kuriikulun SMA kita, dikelompokkan dalam paket-paket. Tapi di sekolah Gandhi ini ada tujuh paket: llmu Pengetahuan Alam, Humaoiora. Bahasa, Ekonomi, Home Science (semacam pendidikan kesejahteraan keluarga), dan paket Pendidikan Sekretaris. Paket Bahasa paling sedikit jumlah mata pelajaramnya, hanya lima. Paling banyak Paket Ekonomi, sembilan mata pelajaraa. Disini, seperti diceritakan beberapa siswa yang diwawancarai TEMPO, hubungan guru murid akrab. Tiap dua minggu sekali ada pertemuan guru dengan murid, membicarakan segala sesuatu. Dari soal murid yang, kesulitan mengikuti pelajaran sampai tanggapan para siswa terhadap cara guru mengajar. Maka, neski kriteria guru untuk Gandhi Memorial School tak seberat di JIS, kualitas belajar terjaga. Sekolah yang disponsori oleh kedutaan besar India ini, yang mulai menerima siswa pada 1950, tak percuma menggumakan nama Gandhi. Semanghat pendidikan di sini tak hanya mengembangkan segi intelektual siswa. Sebagaimana Gandhi pernah mengatakan, "Pendidikan yangh saya maksudkan adalah mengemhangkan sccara total pikiran, rohani, dan jasmani anak-anak dan orang dewasa," di sekolah ini pengembangan watak jelas terlihat dibandingkan seholah lain. Misalnya, sehari dalam tiap pekan, ada hari yang diberi tema, dan tanpa kecuali siswa dan guru harus menaati tema itu. Pernah, misalnya ditentukan hari "damai". Itu herarti siswa tak boleh mengganggu siswa yang lain, apalagi berkelahi. Guru pun diharapkan tak marah, tak membentak-bentak siswa. "Siswa pandai, tapi moralnya jelek, itu bukan tujuan kami," kata V. Ram, direktur sekolah ini. Dibandingkan demgan JIS, biaya di Gandhi Memorial School, yang, kini punya 1.300 siswa, murah. Uang pangkal Rp 75.000, uang sekolah per bulan antara Rp 18.000 dan Rp 30.000. Bahkan sekitarl 30%, menurut V. Ram, lulusan institut pendidikan India, dibebaskan dari uang sekolah. Soalnya sekolah dulu khusus untuk anak inlia ini, dan baru 1978 terbuka untuk anak negeri lain, tidak semua siswanya anak staf kedutaam. Banyak pula yang datang dari keluarga pedagang yang tak selalu jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini