Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Janji Peduli pada Kelompok Umat Agama Minoritas

Ridwan Kamil bercerita memiliki keinginan untuk merangkul semua kelompok agama jika dipercaya menjadi pemimpin di suatu wilayah.

26 Oktober 2024 | 13.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil setelah menghadiri deklarasi dukungan dari Kelompok Jawara di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Sabtu, 26 Oktober 2024. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menyatakan bakal menjadi pemimpin yang adil bagi masyarakat Jakarta jika terpilih. Selain itu, dia berjanji akan memperdulikan warganya yang menjadi kelompok agama minoritas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengaku pernah merasakan menjadi kelompok minoritas ketika tinggal di luar negeri. "Susah mau salat Jumat, izin masjid juga susah. Jadi saya rasakan enggak enak," katanya saat menghadiri Deklarasi Dukungan dari Kebangkitan Jawara di Jakarta pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari pengalamannya itu, Ridwan bercerita memiliki keinginan untuk merangkul semua kelompok agama jika dipercaya menjadi pemimpin di suatu wilayah. Dia berjanji, bila terpilih sebagai gubernur Jakarta, dalam lima tahun ke depan akan menjadi pemimpin yang seadil-adilnya.

"Menurut para ulama, kalau pemimpin adil, masuk surganya duluan," ucap pria yang akrab disapa Emil ini.

Dia mengatakan, komitmennya merangkul seluruh penganut agama ditunjukkan lewat programnya nanti. Salah satunya ialah memberikan fasilitas keberangkatan ibadah.

"Marbot, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) kami umrahkan. Yang Kristiani, Katolik saya bayari ke Vatikan, yang Protestan mungkin ke Yerusalem," ujarnya.

Sebelumnya, Ridwan pernah menyampaikan janjinya untuk menambah kuota ibadah umrah bagi para marbot masjid. Untuk merealisasikan program tersebut, Emil mengaku tidak akan bergantung pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD).

Emil mengatakan pendanaan untuk program keagamaan dan sosial seperti ini bisa bersumber dari dana umat. "Kalau maksimal, aspirasi terkait guru ngaji dan marbot itu bisa tidak harus mengandalkan APBD asal pemimpinnya kreatif mengorganisasikan sumber-sumber lain. Dana umat kembali ke umat," kata Emil di kawasan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Senin, 30 September 2024.

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus