Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan untuk bertemu lagi dengan para pengusaha Jepang di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 6 Desember 2024. Menteri Investasi Rosan Roeslani mengatakan komunitas Jepang yang akan bertemu Prabowo siang ini adalah The Jakarta Japan Club.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rosan mengungkapkan ini usai mendampingi Prabowo bertemu dengan delegasi Japan-Indonesia Association (JAPINDA) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 5 Desember 2024. Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran pada pemilihan presiden lalu ini mengatakan bahwa pembicaraan dengan para pengusaha Jepang sangat produktif. "Jadi pembicaraan ini masih akan berlanjut," kata Rosan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Didirikan pada tahun 1970, The Jakarta Japan Club merupakan komunitas orang Jepang terbesar di Indonesia. JJC terdiri dari Divisi Korporat yang berfungsi sebagai Kamar Dagang dan Industri, dan Divisi Individual sebagai asosiasi orang Jepang.
Pertemuan Prabowo dengan JAPINDA kemarin membahas berbagai inisiatif kerja sama, termasuk investasi, irigasi, pengelolaan lahan, hingga proyek energi strategis.
Rosan menjelaskan bahwa salah satu topik utama dalam pertemuan tersebut adalah kelanjutan proyek Blok Masela, yang telah direncanakan sejak tahun 2000. JAPINDA menyampaikan harapan agar proyek tersebut dapat mulai berjalan tahun depan dan diharapkan selesai beberapa tahun ke depan.
Prabowo juga mendorong keterlibatan perusahaan Jepang dalam proyek Great Giant Sea Wall, sebuah inisiatif besar untuk melindungi Jakarta dari banjir dengan panjang hingga 600 kilometer.
"Itu juga diharapkan partisipasi dari perusahaan-perusahaan Jepang ini karena mereka juga perusahaan construction-nya juga kita harapkan bisa berpartisipasi,” ucap Rosan.
Selain sektor ekonomi, isu pendidikan dan kesehatan menjadi topik pembahasan Prabowo dengan para pengusaha Jepang kemarin. Jenderal TNI Purnawirawan ini mengusulkan pendirian sekolah dan universitas Jepang di Indonesia sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia.
Foto 
