Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto diundang ke Kazakhtan dan Tajikistan untuk melakukan kunjungan kenegaraan tingkat tinggi. Undangan ke kepala negara ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Kazakhtan dan Tajikistan, M. Fadjroel Rachman saat berdialog dengan Menteri Luar Negeri Sugiono pada Selasa, 3 Desember 2024 di Kantor Kementerian Luar Negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sugiono turut diminta hadir ke Kazakhtan dan Tajikistan mendampingi Prabowo. Dalam pertemuan itu, Fadjroel menyatakan bahwa kedutaan besar mendukung lima prioritas kerja Menlu Sugiono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima prioritas kerja itu di antaranya yakni diplomasi ketahanan nasional, diplomasi ekonomi berdasarkan Pancasila, meningkatkan pengaruh Indonesia di kawasan dan global, meningkatkan perlindungan warga negara Indonesia dan peran diaspora, serta mengoptimalkan infrastruktur diplomatik.
Dia juga mengatakan bahwa mendukung visi politik luar negeri yang dilakukan Prabowo Subianto. Yakni bebas dan aktif, berposisi sebagai non-blok atau tidak memihak, dan melaksanakan amanat pembukaan UUD 1945.
Selama kunjungan kerja di Indonesia, Fadjroel turut menyambangi beberapa pimpinan kementerian dan lembaga Kabinet Merah Putih. "Kami membahas perkembangan diplomasi Indonesia di Kazakhstan dan Tajikistan, serta peluang kerja sama yang bisa dimaksimalkan di kedua negara tersebut," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 4 Desember 2024.
Tak hanya melawat ke menteri kabinet Prabowo, dia mengatakan bahwa telah menemui sejumlah pelaku usaha di Indonesia. Fadjroel berujar bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia Astana sudah menyiapkan wadah bagi para pelaku usaha Tanah Air untuk bisa masuk ke Kazakhtan, Tajikistan, Asia Tengah, hingga Eurasia.
Hal itu didukung dengan adanya perjanjian multilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Kazakhstan, yaitu Free Trade Agreement Indonesia-Eurasia. Perjanjian multilateral ini, katanya, akan memudahkan pelaku usaha Indonesia untuk masuk ke pasar Kazakhtan, Rusia, Armenia, Belarus, dan Kirgistan.
Gagasan untuk membuka pasar baru ini sejalan dengan pernyataan Menlu Sugiono saat rapat dengar pendapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada 2 Desember lalu. Sugiono mengatakan bahwa pemerintah bakal fokus mengembangkan pasar baru dan mengembangkan pasar nontradisional untuk komoditas Indonesia.