Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Prabowo: Takbir untuk Memuliakan Tuhan, Bukan Ancaman

Prabowo berjanji jika terpilih sebagai presiden tidak akan mengabaikan golongan minoritas di Indonesia.

15 Januari 2019 | 08.41 WIB

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya sebelum menyampaikan pidato kebangsaan di JCC Senayan, Senin, 14 Januari 2019. Indonesia Menang merupakan tagline visi-misi Prabowo-Sandiaga yang baru, yang dinyatakan untuk rakyat. TEMPO/Subekti
Perbesar
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya sebelum menyampaikan pidato kebangsaan di JCC Senayan, Senin, 14 Januari 2019. Indonesia Menang merupakan tagline visi-misi Prabowo-Sandiaga yang baru, yang dinyatakan untuk rakyat. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengatakan Islam di Indonesia adalah Islam yang menjadi rahmat bagi semesta (Rahmatan lil alamin), yang melindungi semua golongan. Ia meminta tidak ada lagi stigma negatif terhadap satu golongan dari kalangan umat Islam di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tolong, ini penting bagi semua kalangan, kalau dengar takbir atau Allahu Akbar jangan persoalkan itu. Itu bukan ancam siapa-siapa, itu memuliakan Tuhan yang kami cintai, Tuhan Yang Maha Besar," katanya saat membacakan pidato kebangsaan bertema Indonesia Menang di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, malam tadi, Senin, 15 Januari 2018.

Prabowo berujar agama selain Islam juga memiliki kalimat pujian untuk tuhannya masing-masing. Ia pun mempersilakan mereka jika ingin menyampaikannya seperti umat Islam. "Silakan saudara yang Nasrani (bilang) haleluya, yang Hindu dan Buddha saya tidak tahu apa (ucapannya), tapi silakan. Bangsa kita kalau religius bukan berarti ekstrem atau fanatik," ucapnya.

Selain itu, Prabowo berjanji jika terpilih sebagai presiden tidak akan mengabaikan golongan minoritas di Indonesia. Untuk meyakinkan pendukungnya ia menceritakan pengalamannya dan Ketua Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Djoko Santoso, serta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat masih menjadi prajurit muda di TNI.

Ia berkisah saat dirinya, SBY, dan Djoko Santoso masih seorang prajurit muda di TNI, mereka biasa hidup berdampingan dengan prajurit lain yang berbeda agama dan suku. Bahkan, kata dia, komandan mereka pernah seseorang yang beragama Katolik.

Atas dasar itu, Prabowo menjamin jika terpilih sebagai presiden tetap memperhatikan kalangan minoritas. "Tidak mungkin Djoko Santoso, tidak mungkin SBY ancam golongan minoritas lain," tuturnya.

Tonton video pidato kebangsaan, ini 5 fokus visi misi Prabowo - Sandiaga disini

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus