Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Presiden Percaya Bappenas

6 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKI sudah disahkan pada awal Januari lalu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 produk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional masih menjadi sorotan. Tidak masuknya sejumlah visi-misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kampanye dikritik banyak pihak.

Namun Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Achir Chaniago menangkis kritik itu. Menurut dia, rencana pembangunan yang dibuat sudah dirancang sebagai payung program kerja pemerintah dalam lima tahun ke depan. "(Kritik) itu manuver politik saja," katanya kepada Firman Hidayat dari Tempo di Rumah Makan Banjar Sari, Samarinda, Rabu pekan lalu.

RPJMN 2015-2019 banyak mendapat kritik.

Berbeda antara orang mengkritik dengan benar atau tidak jelas. Bappenas sangat siap untuk diuji oleh siapa pun. Saya penyusun visi-misi Pak Jokowi dan sekarang memimpin Bappenas. Masak iya saya mau menyabotase? Kan, tidak masuk akal. Tuduhan ngawur itu.

Tapi mengapa ada visi-misi yang tak masuk RPJMN?

Kalau sedikit, mungkin saja. Tapi dengan asumsi bisa ditindaklanjuti kementerian dan lembaga melalui rencana kerja pemerintah atau RKP yang disiapkan oleh Bappenas. Secara prinsip, sebagai payung, RPJMN sudah memayungi semua.

Lubang-lubang di RPJMN akan ditambal di RKP?

Itu bukan lubang. Rencana program harus dijabarkan dalam RKP tiap tahun. RPJMN memang tak detail. Pengembangannya nanti di RKP. Prinsip-prinsip dalam RPJMN sudah lebih dari cukup untuk dijadikan dasar pengembangan program.

Jadi tak ada lubang?

Silakan tunjukkan lubang di RPJMN. Kami sudah melakukan proses yang benar sehingga output-nya benar. Ini hasil dari sebuah proses.

Mengapa muncul kritik?

Ini politis. Ada yang bergerak bermanuver, datang ke kementerian-kementerian, berkeliling menjabarkan kritik terhadap RPJMN. Kalau benar, datang ke saya. Kalau tak ada saya, ketemu deputi atau tim yang dulu menyusun. Tapi ini kan tidak. Ada juga yang kirim surat ke Presiden Jokowi. Ini menghasut. Kalau benar, undang Bappenas. Kami tak pernah takut.

Bawahan Anda tak mampu menjabarkan visi-misi ke dalam RPJMN?

Tidak mungkin. Saya memberi paraf tiap halaman rancangan RPJMN dan ada bagian tertentu yang saya tulis sendiri karena saya anggap kurang pas. Saya terlibat sejak awal penyusunan RPJMN.

Siapa saja yang dilibatkan dalam penyusunan?

Ada 65 doktor tamatan luar negeri. Juga 236 orang bertitel master lulusan luar negeri ditambah reviewer eksternal atau ahli dari luar yang direkrut.

Mantan anggota Tim Transisi tak dilibatkan?

Dokumen dari tim visi-misi sudah diserahkan ke Bappenas.

Apa karena ada visi-misi yang tak masuk akal?

Kami menguji. Misalnya kelompok kerja di Tim Transisi menyusun visi-misi rasio kesenjangan ekonomi atau Gini ratio 0,33 (33 persen) sampai 2019. Kemudian diuji statistik, simulasi dengan kondisi sekarang, hasilnya 0,41. Pakai matematika dan simulasi apa pun, tak mungkin bisa dilaksanakan. Nah, di RPJMN, angkanya didekatkan supaya masuk akal.

Siapa yang bermanuver?

Saya tahu, tapi tak mau saya buka namanya. Individu saja. Dulunya tak puas atau hanya tak bisa bertemu dengan saya. Padahal sudah disalurkan. Kalau tak ketemu saya, ya, ke deputi atau staf ahli saja.

Apakah dia politikus?

Bisa setengah politikus, setengah akademikus, setengah aktivis. Saya tak pernah merasa punya musuh. Tapi ada orang yang berharap terlalu tinggi harus bertemu dengan saya. Karena tak kesampaian, ia melampiaskan dengan cara begitu.

Tapi Presiden sampai menegur Anda ....

Bukan menegur. Karena Presiden Jokowi ada bisikan, saya dipanggil. Presiden senyum-senyum setelah saya jelaskan. Setelah itu, Presiden semakin percaya Bappenas.

Kantor Staf Presiden juga turun tangan membantu....

Tidak ada. Setelah mendengar hasutan itu, Staf Presiden minta konfirmasi. Sudah selesai, sudah saya sampaikan ke Presiden.

Terlepas dari semua ini, apakah Anda yakin tetap dipertahankan di kabinet?

Itu urusan Presiden. Biarin saja, saya tak pernah mengejar ini. Saya juga tak menyangka menjadi menteri. Mau manuver, tak jadi masalah. Saya happy saja. Tidak saya pikirkan mau jadi menteri atau tidak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus