Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengaku merasa pulang kampung setiap berkunjung ke Malaysia. Hal ini disampaikan Prabowo ketika menyampaikan pernyataan bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Menara KLCC Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 27 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo bercerita, ia pernah bersekolah di Malaysia dan memiliki hubungan yang cukup lama dengan Raja Malaysia Sultan Ibrahim. Ia mengatakan telah mengenal Sultan Ibrahim selama 45 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya juga merasa ke Malaysia, saya ini pulang kampung karena saya dulu besar di Malaysia, saya sekolah di Malaysia, keluarga saya di Malaysia,” kata Prabowo dalam pernyataan bersama yang ditayangkan akun Facebook Anwar Ibrahim.
Menurut Prabowo, kedekatan ini menjadi lambang hubungan erat dirinya dengan Malaysia. Apalagi, kata Prabowo, orang tuanya sangat dekat dengan tokoh pendiri Malaysia, seperti Tunku Abdul Rahman dan Abdul Razak bin Hussein. Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo, pernah diasingkan ke Malaysia karena ketegangan politik dengan Soekarno pada 1960-an. Sehingga Prabowo sempat mengenyam pendidikan di Malaysia.
“Jadi kami banyak hubungan, hubungan emosional dengan Malaysia. Jadi saya sering ke Malaysia. Tapi setelah jadi presiden tidak gampang seperti dulu. Sekarang protokolnya banyak. Jadi saya minta maaf kalau bikin susah para petugas,” ujar Prabowo disambut tawa hadirin.
Dalam lawatan ini, Prabowo juga dianugerahi tanda kehormatan Darjah Kerabat Johor oleh Sultan Johor Yang di-Pertuan Agong XVII Sultan Ibrahim di Istana Negara Malaysia. Penghargaan ini menjadikan Prabowo sebagai Presiden RI kedua yang menerima penghargaan ini setelah Soeharto.
Penghargaan Darjah Kerabat Johor dibuat pada 31 Juli 1886. Penghargaan ini merupakan salah satu tanda kehormatan tertinggi Kerajaan Johor. Dengan seruan, “Muafakat Itu Berkat” (Concord is a Blessing), penghargaan ini diberikan kepada raja-raja Melayu, kerabat dekat kerajaan, serta pemimpin negara asing yang berjasa dalam memperkuat hubungan bilateral.
Tanda jasa ini dilengkapi dengan kalung emas yang bertuliskan nama Sultan Abu Bakar dalam aksara Jawi, melambangkan kejayaan dan persatuan. Tidak hanya itu, bintang besar berdesain sembilan sudut menggambarkan nilai-nilai kepemimpinan dan kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh Kerajaan Johor.
Penghargaan ini merupakan salah satu penghormatan tertinggi yang diberikan oleh Kesultanan Johor kepada pemimpin negara.