Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan pernyataan kader Partai Solidaritas Indonesia yang menyebut Prabowo - Sandi menyebabkan kerusuhan dengan melibatkan anak-anak sebagai tudingan yang tendensius.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dasco pun menyebut PSI adalah partai yang kontraproduktif. “Bahwa apa yang disampaikan oleh PSI itu sangat tendensius,” ujar Dasco saat dihubungi, Selasa 28 Mei 2019.
Dasco pun mengatakan akan memberikan waktu 3x24 jam kepada PSI untuk meminta maaf. Ia mengancam akan mengambil langkah hukum jika permintaan itu tak digubris PSI.
Sebelumnya, Juru bicara PSI, Dara Adinda Nasution, meminta pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno ikut bertanggungjawab karena anak-anak ikut terlibat dalam kerusuhan 22 Mei. "Jadi provokasi-provokasi yang dilakukan oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi di dalam upaya menggerakkan massa, (telah) mengambil korban anak-anak juga," ujar Dara di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Mei 2019.
Dara menyebutkan berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebanyak 52 anak kini terancam menjadi tersangka karena terseret dalam kerusuhan 22 Mei. Dia mengaitkan hal ini dengan harapan besar bagi kemajuan bangsa karena adanya bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia. “Tapi arah bangsa Indonesia kini tidak menentu akibat pelibatan anak-anak dalam kerusuhan 22 Mei,” kata dia.
Dasco melanjutkan, karena tindakan PSI ini, ia memberi saran kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar tidak melibatkan partai berlogo bunga mawar dalam kepalan tangan ini. Karena menurutnya PSI merupakan partai yang kontraproduktif.
“Menurut kami (PSI) kurang bisa membuat Pak Jokowi atau suasana menjadi kondusif,” tuturnya.