Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

PSPK Sebut Akan Ada Kemunduran jika Ujian Nasional Dikembalikan

PSPK menilai kembalinya Ujian Nasional akan menjadi kemunduran bagi pendidikan.

30 Oktober 2024 | 17.39 WIB

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1  Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin 16 Maret 2020. Nantinya, Nadiem berharap sekolah-sekolah dapat menerapkan ujian secara online untuk para siswa, atau juga bisa menentukan kelulusan dengan cara yang ditentukan oleh peraturan dari masing-masing sekolah. ANTARA FOTO/Anindira Kintara
Perbesar
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMKN 1 Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Senin 16 Maret 2020. Nantinya, Nadiem berharap sekolah-sekolah dapat menerapkan ujian secara online untuk para siswa, atau juga bisa menentukan kelulusan dengan cara yang ditentukan oleh peraturan dari masing-masing sekolah. ANTARA FOTO/Anindira Kintara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Nisa Felicia, menilai akan terjadi kemunduran apabila Ujian Nasional diberlakukan kembali. Sebab, menurut dia, Ujian Nasional memiliki risiko tinggi karena mempengaruhi kelulusan anak dan reputasi sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Akibatnya, kata Nisa, banyak terjadi kecurangan dalam penyelenggaraan UN. “Kita sudah melihat dampak buruknya ada nyontek-nyontekan, bahkan itu dilegalisasi demi memastikan 100 persen itu lulus,” kata Nisa saat ditemui di forum diskusi yang digelar PSKP di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Nisa juga menyoroti dampak UN terhadap proses belajar anak. Sebab, kata dia, kembalinya UN akan menghidupkan paradigma bahwa anak harus dipaksa untuk belajar demi mendapat nilai yang tinggi. 

“Padahal kita udah bergeser ke paradigma yang belajar itu menyenangkan, belajar itu harus dari dorongan dalam diri,” ucap Nisa. Oleh karena itu, ia menilai kembalinya UN hanya akan menimbulkan kemunduran dalam sektor pendidikan.

Terpisah, Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai kembalinya UN atau tidak harus dipertimbangkan dengan fungsi dan tujuannya. “Sebenarnya UN itu juga mungkin kita harus pertimbangkan apakah menjadi penentu kelulusan atau UN sebagai data dan informasi bagaimana peta kondisi pendidikan kita secara nasional menyeluruh,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 29 Oktober 2024.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, belum memutuskan apakah UN akan kembali diadakan atau tidak. Ia mengatakan masih akan menampung aspirasi dari banyak pihak sebelum mengambil keputusan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus