Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

PVMBG Ingatkan Status Gunung Agung Masih Awas

Kasbani mengatakan, letusan ini merupakan letusan Gunung Agung yang kesekian kalinya.

12 Januari 2018 | 16.27 WIB

Erupsi Gunung Agung pada 8 Desember 2017 dilihat dari bibir kawah. Istimewa/Aris Yanto
material-symbols:fullscreenPerbesar
Erupsi Gunung Agung pada 8 Desember 2017 dilihat dari bibir kawah. Istimewa/Aris Yanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO,CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani mengatakan, Gunung Agung yang statusnya Awas atau Level IV masih dalam fase erupsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kemarin tanggal 11 Januari 2018, jam 17.54 WITA terjadi erupsi. Ketinggian kolom abu sekitar 2.500 meter dari puncak dan terjadi sedikit hujan abu ke arah utara dan timur,” kata dia di kantornya di Bandung pada Jumat, 12 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kasbani mengatakan, letusan ini merupakan letusan Gunung Agung yang kesekian kalinya. “Letusannya sudah banyak. Erupsi yang terjadi kemarin tidak terlalu besar. Ini hal biasa dalam fase ini. Jadi masyarakat tidak usah panik,” kata dia.

Menurut Kasbani, Gunung Agung memasuki fase erupsi terhitung tanggal 21 November 2017. Aktivitas tertingginya tercatat pada tanggal 27-28 November 2017. "Setelah itu aktivitasnya fluktuatif dengan ketinggian kolom abu (letusan) bervariasi hingga 2.500 meter dari puncaknya,” ujarnya.

Kendati statusnya masih Awas, kata Kasbani, PVMBG sudah mengurangi lagi radius bahaya yang wajib dihindari untuk mengantisipasi letusan Gunung Agung. Terhitung tanggal 4 Januari 2018, PVMBG menurunkan radius bahaya. Semula radius bahaya ditentukan 8 kilometer dan sektoral 10 kilometer untuk arah Utara-Timur Laut dan Tenggara-Selatan-Barat Daya. Saat ini, radius menjadi hanya 6 kilometer terhitung dari puncak gunung itu. “Potensi dampaknya ada pada radius 6 kilometer,” kata dia.

Kasbani mengatakan, ada sejumlah pertimbangan mengurangi radius bahaya yang tidak boleh dimasuki di seputaran Gunung Agung itu. “Dengan data yang sudah banyak ini, potensi bahaya yang paling memungkinkan itu hujan abu lebat, lontaran material, dan potensi aliran lahar. Ancaman potensi awan panas ini relatif kecil karena volume dalam kubah lava itu baru 20 juta meter kubik,” ujarnya.

Menurut Kasbani, potensi awan panas bisa dipicu dari runtuhnya kubah lava atau letusan gunung api. Kubah lava yang terbentuk di dalam kawah baru mengisi sepertiganya.

“Awan panas ini juga bisa dipicu tekanan yang mendobrak kawah, tapi tekanan yang ada di sana belum signfikan. Artinya potensi awan panas akibat letusan ini relatif kecil. Tapi kita tetap melihat perkembangannya ke depan,” kata Kasbani.

Kasbani mengingatkan potensi bahaya aliran lahar juga masih berpeluang terjadi pada permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai yang hulunya berada di Gunung Agung. “Tapi itu tegantung tumpukan materialnya dan intensitas hujan,” ujarnya.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Kristanto mengatakan, sistem Gunung Agung sudah terbuka. Gempa vukanik dan gempa hembusan masih terekam cukup signifikan. "Hembusan secara visual juga terlihat. Fase erupsi ditandai itu. Pengeluaran material masih teramati, salah satunya letusan yang mengeluarkan abu dengan ketinggian sedang hingga 2.500 meter,” kata dia.

Kristanto mengatakan, hasil potret kawah Gunung Agung dengan drone pada 24-26 Desember 2017 mendapati volume kubah lava yang terbentuk di dalam kawah itu menembus 20 juta meter kubik. “Itu sepertiga dari volume kawah kosong,” kata dia.

Sejumlah letusan juga terjadi dalam fase erupsi Gunung Agung saat ini. “Umumnya abu, material lontaran yang kecil-kecil itu umumnya jatuhnya di sektiar kawah saja,” kata Kristanto. Suplai magma juga masih ada.

Daerah radius bahaya Gunung Agung di level Awas saat ini dipatok seputaran radius 6 kilometer dari puncak gunung itu. “Dalam status Awas saat ini, ada sekitar 10 desa yang masih harus mengungsi karena berada dalam radius 6 kilometer itu. Di luar itu, aman,” kata Kritanto.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus