Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik menyebut sejumlah orang yang ditemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada akhir Januari lalu. Demokrat mengaitkan pertemuan tersebut dengan upaya pengambil alihan secara paksa atau kudeta terhadap partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka yang hadir di Aston, JAM, Nazaruddin, Moeldoko, dan para Ketua DPC Kalsel," ujar Rachland lewat pesan singkat kepada Tempo, Selasa, 2 Februari 2021. Inisial JAM yang disebut Rachland mengarah pada kader aktif Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Nazaruddin, adalah Muhammad Nazaruddin, eks kader Demokrat yang sudah 9 tahun yang lalu meninggalkan Demokrat karena menjalani hukuman akibat korupsi.
Tempo mengupayakan konfirmasi terhadap beberapa nama yang disebut Rachland.
Menurut Rachland Nashidik pertemuan tersebut terjadi di lantai 28 Hotel Aston Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 27 Januari 2021 pukul 21.00.
Moeldoko menampik isu tersebut. Namun, Kepala Staf Kepresidenan itu mengakui bahwa dirinya sempat bertemu sejumlah tamu yang curhat soal kondisi Partai Demokrat. Pertemuan itu, menurut Moeldoko, terjadi di rumahnya.
"Jadi ceritanya begini kawan-kawan sekalian, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan ya, dan saya orang yang terbuka, saya mantan Panglima TNI tapi saya tidak memberi batas dengan siapa pun, apalagi di rumah ini terbuka 24 jam, siapa pun," ujar Moeldoko, kemarin malam.
Secara bergelombang, kata Moeldoko, mereka datang berbondong-bondong. "Ya, saya terima. Konteksnya apa, saya ya enggak ngerti. Tapi dari obrolan itu saya awali dari pertanian, karena saya suka pertanian. Berikutnya curhat terkait situasi yang dia hadapi, ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya dengerin aja. Saya sih sebenernya prihatin melihat situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat, gitu," tuturnya.
Foto pertemuan itu, lanjut Moeldoko, kemudian beredar. "Ya kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan, ya silakan saja. Saya nggak keberatan. Berikutnya kalau ada istilah kudeta itu, ya kudeta dari dalem, masak kudeta dari luar. Gitu saja penjelasan dari saya," ujar eks Panglima TNI itu.