Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Ragam Aduan Warga di Hari Pertama 'Lapor Mas Wapres'

Puluhan warga mengikuti layanan pengaduan publik 'Lapor Mas Wapres' pada hari pertama. Berikut ragam aduan warga.

11 November 2024 | 18.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membuka layanan pengaduan publik yang dinamakan ‘Lapor Mas Wapres’ di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, mulai hari ini, Senin, 11 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pantauan Tempo, warga menyampaikan laporan dengan berbagai permasalahannya pada hari pertama 'Lapor Mas Wapres'. Mulai dari laporan masyarakat yang tidak ditangani oleh aparat penegak hukum hingga mahasiswa yang meminta rekannya yang diskors massal gegara kritik rektor.

Tidak ditangani aparat penegak hukum

Salah satu warga dari Surabaya, Jawa Timur, John Sumarna, harus gigit jari. Sebab, antrean dibatasi maksimal per hari 50 orang. Pria yang mengaku dari kantor konsultan manajemen ini mengaku ingin meneruskan laporan-laporan masyarakat yang tidak ditangani oleh aparat penegak hukum kepada Gibran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami disarankan untuk kembali besok pagi,” kata John di kompleks Istana Wakil Presiden pada Senin, 11 November 2024.

Mahasiswa diskors massal

Reski yang merupakan pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan, diterima oleh penyelenggara ‘Lapor Mas Wapres’. Mahasiswa ini mendapat informasi mengenai aduan warga ini dari media sosial.

Ia mengatakan hendak menyampaikan aspirasi kepada Gibran supaya koleganya yang diskors massal akibat kritik rektor untuk dibebaskan. 

“Kebetulan lontang-lantung cari keadilan. Sudah ke DPRD provinsi, sudah lapor ke Ombudsman juga. Tapi belum ada hasil sampai hari ini,” kata Reski, yang mengkalim sebagai Sekjen Badan Eksekutif Mahasiswa di kampusnya ini.

Pengobatan suami yang terserang stroke

Latifah, warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat, datang melapor ihwal pengobatan sang suami yang terserang stroke.

“Suami saya sakit. Kemudian jadi ada masalah ekonomi kan. Jadi ijazah yang digadaikan nggak bisa ditebus, gak bisa dikeluarin,” kata Latifah di Istana Wakil Presiden, Senin, 11 November 2024. Ia mengaku membutuhkan uang Rp 1 juta untuk menebus tanda lulus sekolah dasar yang dia miliki.

Perempuan paruh baya ini meyakini layanan ‘Lapor Mas Wapres’ bisa membantu aspirasi warga. Usai melapor ke petugas, Latifah mengaku disuruh menunggu sekitar satu minggu.

Layanan ‘Lapor Mas Wapres’ pertama kali dibuka pada hari ini. Pos pengaduan tersebut dibuka Senin-Jumat pukul 08.00-14.00 WIB. Gibran juga membuka hotline melalui aplikasi pesan WhatsApp ke nomor 081117042207.

Pantauan di lapangan, salah satu petugas menghentikan antrean masyarakat untuk nomor 54 sebelum pukul 13.00 WIB. Kuota untuk aduan langsung terbatas 50 hingga 50 orang per hari, tergantung arus pengaduan.

Deputi Administrasi Sekretariat Wakil Presiden, Sapto Harjono, mengatakan, Istana menerima apa pun bentuk keluhan warga. Sekretariat Presiden akan menganalisis masalah dari warga tersebut. 

Kemudian mengkonsultasikan aduan masyarakat tersebut dengan kementerian hingga pemerintah daerah untuk memberikan rekomendasi penyelesaian masyarakat.

“Secara aturan 14 hari kerja, jadi memang itu standar pelayanan publik dan untuk penanganan masyarakat itu tergantung kompleksitas,” kata Sapto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus