Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ramai Dukungan Capres 2024, PDIP Yogya Larang Atribut Baliho dan Poster Masuk Kantor

DPD PDIP Yogyakarta melarang berbagai atribut baliho hingga poster dukungan terkait calon presiden 2024 masuk area kantor markas partai.

21 Januari 2022 | 18.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo PDIP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta melarang berbagai atribut baliho hingga poster dukungan calon presiden 2024 masuk area kantor markas partai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski belakangan berbagai daerah ramai wacana dukungan kepada kader PDI Perjuangan baik Puan Maharani atau pun Ganjar Pranowo di berbagai daerah, PDI Yogyakarta menegaskan tak boleh satu pun atribut berbau capres masuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebab sampai saat ini Ketua Umum (Megawati Soekarno Putri) belum menetapkan dan mengumumkan siapa calon presiden, maka kantor partai harus steril dari berbagai atribut,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan DIY Totok Hedi Santosa Jumat 21 Januari 2022.

Totok menuturkan, sebagai bagian institusi PDI Perjuangan, DPD PDI Yogyakarta musti patuh pada regulasi. Regulasi yang dimaksud termasuk soal pencapresan.

“Dalam AD/ART partai sudah jelas, soal pencapresan hak prerogratif ketua umum, dan sampai saat ini belum ada sikap resmi ketua umum soal itu. Silahkan saja di luar saling dukung mendukung, tapi secara institusi harus tunduk ketua umum dan menjaga kantor steril,” kata dia. 

Totok memprediksi, pada 2022 ini dinamika politik soal capres 2024 juga bakal tetap menghangat. Salah satu tandanya diwarnai berbagai deklarasi dukungan capres-capres tertentu. Namun, PDIP DIY memilih menggelar agenda lain yang tak ada hubungannya sama sekali dengan isu pencapresan itu.

“Contohnya saat HUT ke-49 PDI Perjuangan, kami pilih menyelenggarakan festival gamelan mulai 23 Januari sampai 29 Mei 2022 yang dipusatkan di Kantor DPD PDI DIY, jadi tak ada deklarasi-deklarasi, tapi jalan budaya,” kata dia.

Festival gamelan bertajuk Jaga Rasa Kanggo Bangsa itu, kata Totok, digelar setiap hari Minggu malam secara daring dan diikuti 20 kelompok karawitan di empat kabupaten dan kota di DIY.

“Tidak hanya karawitan, festival gamelan ini juga akan menyuguhkan penampilan yang lebih kontemporer dengan kelompok orkestra gamelan dari mahasiswa dan alumni ISI Yogyakarta,” kata dia. Para penyaji dalam festival gamelan PDIP ini akan menampilkan karya klasik, dolanan serta aransemen dan komposisi baru.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus