Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pertemuan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memantik perhatian publik dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah pihak mengatakan persamuhan kedua tokoh itu tinggal menunggu waktu, tetapi hingga kini belum ada kepastian kapan bakal terwujud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi, yang secara formal masih merupakan kader PDIP, disebut-sebut pecah kongsi dengan partainya akibat perbedaan pilihan politik di Pilpres 2024. Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto. Adapun PDIP mengusung mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey: Politik Sangat Dinamis
Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey menanggapi wacana pertemuan Presiden Jokowi dan Megawati dalam suasana Idulfitri. Olly mengatakan silaturahmi merupakan budaya orang timur.
"Politik sangat dinamis," kata dia dalam pesan pendek kepada Tempo pada Jumat, 12 April 2024.
Jokowi dan Megawati, yang berbeda pilihan pada pemilu presiden atau Pilpres 2024, belum bertemu dalam momen Idulfitri 1445 Hijriah yang jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Pada tahun lalu, Jokowi dan Megawati bertemu hampir satu pekan setelah Lebaran.
Presiden Jokowi menggelar open house untuk publik di Istana Negara pada Rabu lalu. Pada hari yang sama Megawati menerima sejumlah tamu terbatas di kediamannya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
2. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana: Sedang Dicarikan Waktu yang Tepat
Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka bersilaturahmi dengan siapa saja termasuk Megawati. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi.
“Terkait silaturahmi dengan Ibu Megawati, sedang dicarikan waktu yang tepat,” kata Ari dalam pesan pendek kepada Tempo pada Jumat, 12 April 2024.
Dia mengungkapkan hal itu ketika merespons pertanyaan tentang belum adanya silaturahmi antara Jokowi dan Megawati pada momentum Lebaran 2024.
"Presiden sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa," kata Ari.
3. Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin: Ini Soal Waktu
Kantor Staf Presiden merespons soal kemungkinan pertemuan Presiden Jokowi dan Megawati dalam suasana Idulfitri. Sampai saat ini belum ada wacana pertemuan dua tokoh.
“Ini soal waktu,” kata Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin dalam keterangan video, Kamis, 11 April 2024.
Ngabalin memberi contoh saat ini Jokowi dan Ibu Negara Iriana sudah ada agenda berkunjung ke Medan untuk menjenguk anaknya.
Dalam keterangan pada Kamis, Ngabalin menyebut baik Jokowi maupun Megawati adalah orang-orang bersih. Dalam situasi saat ini, kata politikus Golkar ini, ada baiknya melihat kedua tokoh dalam keadaan tenang karena keduanya memberikan yang terbaik bagi bangsa.
4. Direktur PPI Adi Prayitno: Terlihat PDIP Menutup Pintu untuk Jokowi
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai sikap PDIP ke Presiden Jokowi tidak akan melunak imbas dari persaingan di Pilpres 2024. Meski belakangan wacana pertemuan Jokowi dan Megawati kembali muncul, ia menganggap sulit dicarikan titik sambung di antara kedua tokoh.
“Praktis setelah Pemilu sangat terlihat PDIP menutup pintu Jokowi kembali ke PDIP,” kata Adi saat dihubungi pada Jumat, 12 April 2024.
Presiden, yang secara formal masih merupakan kader PDIP, disebut-sebut pecah kongsi dengan partainya akibat perbedaan pilihan politik di Pilpres 2024. PDIP dalam berbagai kesempatan mempersoalkan dugaan keterlibatan Jokowi memenangkan Prabowo-Gibran mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi mengenai batas usia capres-cawapres hingga politisasi program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos).
Adi Prayitno menyoroti dua acara terpisah yang digelar Megawati dan Jokowi. Dia menganggap tidak adanya pertemuan keduanya di hari Lebaran ini sebagai momen langka. “Itu artinya Jokowi dan Megawati sudah end, wassalam hubungan politiknya,” ujarnya.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan editor: Pengamat Sebut Peluang Ridwan Kamil Lebih Besar di Pilkada Jabar daripada Jakarta, Apa Alasannya?