Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, berjanji akan membangun 150 social housing atau perumahan sosial di atas pasar. Adapun Social housing adalah rumah sewa yang diselenggarakan oleh pemerintah yang diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu secara finansial atau kondisi tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekitar 150-an saya mohon ada mitra, kami bangun perumahan di atas pasar, di Tanah Abang 1 hektare," ucap Ridwan di acara tata ruang kota Jakarta di JS Luwansa Hotel Convention, Rasuna Said, Jakarta Said, Jakarta Selatan, pada Kamis, 7 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara itu, Ridwan meneken kontrak politik dengan Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI). REI akan menjadi mitra utama pemerintah untuk membangun kota yang layak huni dan berkelanjutan.
"Saya menyampaikan pesan agar bersama-sama gubernur baru, kita membangun Jakarta bersama REI, yang mayoritas adalah ekonomi tata ruang dengan konsep berkeadilan," kata Ridwan.
Dengan adanya kontrak politik bersama REI, Ridwan Kamil berharap bisa memperbaiki bangunan kumuh, membangun apartemen untuk generasi Z dengan harga murah di atas pasar.
"Kan saya butuh mitra, maka mereka akan jadi mitra pembangunan Jakarta Kota Global, nanti diserahkan kepada kelompok real estate. Mereka akan jadi mitra membangun Jakarta Baru, Jakarta Maju," jelasnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil juga sudah memaparkan janjinya soal membangun rumah vertikal di Jakarta, untuk mengatasi bangunan kumuh. Hal itu disampaikan usai bertemu dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di Jakarta, pada Kamis, 5 September 2024 lalu.
“Memang observasinya mengatakan salah satu ciri keberhasilan di Jakarta, selain mengatasi kemacetan atau banjir,” kata Ridwan usai menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis.
Pembangunan permukiman vertikal merupakan salah satu pendukung inovasi arsitektural. Meski begitu, Ridwan Kamil berjanji akan mencari cara untuk menerapkan pembangunan tanpa penggusuran.
“Kalau perumahan bisa vertikal seperti di Singapura, di Hong Kong, di mana-mana, itu kan menyelesaikan banyak sekali permasalahan," ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini menilai ketiadaan perumahan di tengah kota yang terjangkau oleh masyarakat memunculkan masalah polusi, stres, dan keborosan ekonomi. Masalah tersebut sudah menyertai kehidupan masyarakat di Jakarta selama ini.