Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bangkok - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu hadir dalam pertemuan ke-13 Menteri Pertahanan ASEAN atau ADMM di Bangkok, Kamis, 11 Juli 2019. Jenderal TNI purnawirawan ini menyatakan, persatuan bangsa-bangsa di Asia Tenggara ini disebutnya sebagai “keajaiban dunia”. Alasannya, sejak dibentuk 52 tahun lalu hubungan ke-10 negara dan bangsa ini bertambah akrab.
Baca: Pancasila Tergerus, Ryamizard: TNI Penjaga Ideologi Negara
ADMM digelar dengan mengangkat tema Keamanan Berkelanjutan dan menghasilkan pemberlakuan dan deklarasi yang disepakati. Di antaranya Deklarasi Menteri-menteri Pertahanan ASEAN tentang Keamanan Berkelanjutan. Bertindak sebagai tuan rumah ADMM 2019 adalah Menteri Pertahanan/Deputi Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwon.
Ryamizard hadir bersama para kolega menteri pertahanan ASEAN, yaitu Menteri Pertahanan Brunei Darussalam Awang Halji bin Haji Md Yussof, Menteri Pertahanan Kerajaan Kamboja Samdech Pichey Sena Tea Banh, Menteri Pertahanan Laos Jenderal Chansamone Chanyalath, Menteri Pertahanan Malaysia Mohammad bin Sabu, Menteri Pertahanan Myanmar Letnan Jenderal Sein Win, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, Menteri Pertahanan Singapura Ng Hen Hen, dan Menteri Pertahanan Viet Nam Jenderal Ngo Xuan Lich.
Menurut Ryamizard, para menteri pertahanan ASEAN bertemu cukup sering dan ini menumbuhkan berbagai hal positif di antara mereka. “Pertemuan rutin yang minimal tiga kali setahun cukup akrab. Saya sampaikan tadi bahwa ASEAN ini keajaiban dunia,” kata Ryamizard kepada Antara.
“Kenapa dikatakan sebagai keajaiban dunia? Selama 52 tahun sudah bersatu, tidak bertengkar, tambah akrab sehingga banyak masalah bisa diselesaikan. Ya sedikit-sedikit masalah, namun diselesaikan secara baik”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ryamizard menyebut Timur Tengah pernah ada persatuan negara-negara Arab. Di Timur Tengah pula dulu ada persatuan Arab. Tapi sekarang sudah terpecah-pecah. “Nah, ini 52 tahun tambah mesra saja. Padahal di Indonesia saja ada lima agama. Di sini tidak tahu orang mana, ada kuning sawo matang, putih, hitam, tapi akrab. Menurut saya itu ajaib,” kata dia.
Tantangan ke depan ASEAN dari sisi pertahanan dan keamanan, kata Ryamizard, adalah soliditas yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan. “Ini solid, kalau dipelihara terus akan baik. Tantangan ke depan teroris bisa diatasi, termasuk melawan pemikiran yang memecah-belah,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN, kata Ryamizard, ada pemersatu bangsa bernama Pancasila. “ASEAN harus percaya pada diri sendiri. Jumlah penduduk mencapai 620 juta, mungkin nomor dua di dunia. Tentaranya 2,6 juta orang"