Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Saat Romo Prier Pilih Memaafkan Penyerang Gereja St Lidwina

Romo Prier mengaku tak punya dendam pada Suliyono, penyerang Gereja St Lidwina Bedog Yogya.

17 Februari 2018 | 11.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana pasca-penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman Yogyakarta. Aparat kepolisian terlihat masih berjaga-jaga di sekitar lokasi. TEMPO/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Romo Karl Edmund Prier S.J, pastor yang menjadi korban penyerangan Gereja St Lidwina oleh Suliyono mulai membaik. Romo Prier sudah pulang ke tempat tinggalnya di Jalan Bener, Yogyakarta setelah lima hari menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Panti Rapih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumat 16 Februari 2018 kemarin, sejarawan Universitas Sanata Dharma, DR. FX Baskara T.Wardaya S.J menjenguk Romo Prier bersama dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Lukas Ispandriarno, dan Julius Felicianus, penerbit Galangpress. Kepada Romo Baskara, Romo Prier bertanya kabar Suliyono dan mengaku dengan tulus memaafkan penyerangnya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan Romo Prier, beberapa kali menyampaikan ia tidak punya rasa dendam sedikitpun terhadap pelaku. “Beliau hanya ingin bersyukur kepada Tuhan bahwa sudah boleh sembuh kembali, meskipun belum sepenuhnya,” kata Romo Baskara ketika dihubungi melalui pesan whatsApp.

Romo Prier, kata Baskara sama sekali tidak merasa takut sewaktu menghadapi bahaya serangan pelaku di Gereja St Lidwina. Ia merasa tak perlu lari dari pelaku di rumah Tuhan.

Dari kediaman Romo Prier, Romo Baskara menunjukkan tiga foto Romo Prier yang sedang tersenyum hingga gigi-giginya kelihatan. Dalam satu di antara foto itu, Romo Prier berdiri mengenakan kaus berkerah dan topi berwarna hitam bersama para pembezuk.

Ahad, 11 Februari 2018, Suliyono penuh amarah menebaskan pedang sepanjang satu meter ke tubuh Romo Prier. Kepala dan pundak kiri Romo Prier terluka. Romo Prier bersimbah darah, tapi tubuhnya tetap tegak berdiri.“Saya melihat pelaku menebaskan pedang dua kali,” kata seorang petugas koor gereja yang ikut misa, Mukarto.

Romo Prier pagi itu memimpin 200 umat Katolik yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. Jemaat Gereja St Lidwina Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, khidmat membawakan kidung memuliakan Tuhan ketika Suliyono menyusup bersama samurai di tangan kanannya. Misa baru berjalan 10 menit. Pukul 7.45, Suliyono berjalan masuk ke gereja dan melakukan aksinya.

Kepada Suliyono, Mukarto berusaha mencegah Suliyono kembali melukai Romo Prier dengan bilang sudah mas, sudah. Suliyono meyerang Mukarto dari arah belakang dan bahunya terkena goresan pedang. Mukarto lalu menuntun Romo Prier ke luar gereja dan membawanya ke rumah sakit.

Suliyono mengamuk dan mengacungkan pedangnya setelah melukai dua korban. Ia bergerak ke kanan kiri di mimbar, juga turun ke mimbar meneror jemaat yang tersisa. Lelaki berkaus hitam yang menenteng tas ini membabi buta menebas kepala dan wajah patung Jesus dan Maria di kanan dan kiri mimbar.

Sebagian umat berhamburan keluar dari gereja dan sebagian bertahan di dalam untuk melawan Suliyono. Mereka melempar kursi ke arah Suliyono sembari menunggu bantuan polisi datang. Masyarakat sekitar gereja datang untuk mengunci Suliyono di dalam gereja. Beberapa orang melemparkan batu ke arah Suliyono.

Tak lama kemudian sejumlah polisi tiba di Gereja St Lidwina. Seorang polisi melepaskan tembakan peringatan. Pelaku melawan dengan mendekati polisi tersebut sembari mengayunkan pedang. Polisi kemudian melepaskan dua peluru ke lutut Suliyono.

Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus