Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Sambut Hari Difabel Sedunia, Simak Kisah Inspiratif dari The Able Art

Menyambut Hari Difabel Sedunia yang jatuh pada 3 Desember 2021, Tokopedia membagikan cerita inspiratif difabel UMKM

2 Desember 2021 | 18.58 WIB

Sadikin Pard, salah satu seniman difabel di The Able Art/Tokopedia
Perbesar
Sadikin Pard, salah satu seniman difabel di The Able Art/Tokopedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut Hari Difabel Sedunia yang jatuh pada 3 Desember 2021, Tokopedia membagikan cerita inspiratif difabel di balik UMKM, yang memanfaatkan teknologi dan berkontribusi terhadap perekonomian digital, yaitu The Able Art dan warung kelontong Toko Lariz.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

The Able Art, Tingkatkan Nilai Jual Lukisan Karya Seniman Difabel
Bermula dari kecintaan terhadap dunia sosial, Tommy Budianto mendirikan The Able Art di Pasuruan pada 2017. Tommy membantu mereproduksi lukisan-lukisan karya seniman difabel menjadi berbagai produk, seperti hijab, tas, pouch dan lain-lain, untuk dijual offline maupun online.

Contoh karya seniman difabel di The Able Art/Tokopedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“The Able Art didirikan untuk memberdayakan para seniman difabel agar tetap bisa berkarya sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan tetap. Kami ingin setiap karya memiliki nilai sosial bagi masyarakat Indonesia,” kata Tommy dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 2 Desember 2021.

Tommy menggandeng seniman lukis difabel dari sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang hingga Bali. Tak jarang, untuk mendapatkan hasil reproduksi lukisan yang berkualitas tinggi, Tommy datang langsung ke tempat para seniman.

“Di awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10-20 persen dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua,” kata Tommy.

Tunadaksa Bangun Toko Lariz Jadi Sumber Utama Pendapatan Keluarga
Pemilik warung kelontong Toko Lariz sekaligus tunadaksa asal Semarang ini bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia pada 2019. Hal ini memungkinkan Suhartini menyetok produk sembako hanya melalui aplikasi, tanpa harus keluar rumah.

Contoh karya seniman difabel di The Able Art/Tokopedia

Aplikasi Mitra Tokopedia juga membuat Suhartini bisa menambah varian produk digital di tokonya, seperti pulsa, paket data, token listrik dan PDAM, sehingga pendapatannya pun meningkat.

“Sejak bergabung di Mitra Tokopedia, warung saya semakin laris. Isi ulang stok warung juga sangat mudah karena saya tidak harus keluar rumah. Dengan berjualan produk digital, omzet saya naik 2x lipat,” kata Suhartini.

Warungnya bahkan kini menjadi sumber utama pendapatan keluarganya. “Keterbatasan fisik bukan penghalang bagi saya. Dengan adanya teknologi, semua hal dimungkinkan. Saya ingin terus membuktikan bahwa tunadaksa bermodal minim juga bisa menciptakan peluang,” kata Suhartini.

“Tokopedia terus memberikan panggung seluas-luasnya bagi pegiat UMKM lokal, termasuk difabel, untuk menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi agar bisa bangkit bersama memulihkan ekonomi,” kata External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya.

Baca: Pembentukan Komnas Disabilitas Diharapkan Jadi Titik Awal Kesetaraan Disabilitas

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus