Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, emoh menanggapi perseteruan cucu ketiga Mohammad Hatta, Gustika Jusuf Hatta, dengan koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia mengaku sungkan berbantah-bantahan soal citra dirinya yang dianggap sebagai cerminan baru dari sosok prolamator itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, ujaran Dahnil soal "Sandiaga adalah Bung Hatta" bukan bermaksud menggambarkan sosoknya dengan wakil presiden pertama di Indonesia itu. Namun, kata Sandiaga, mereka sekadar memimpikan sosok Bung Hatta.
"Semua (orang) sangat meneladani dan mengidolakan Bung Hatta sebagai proklamator," kata Sandiaga saat ditemui seusai berolahraga di lapangan basket SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Sandiaga mengatakan pemikiran Bung Hatta menjadi landasan Koalisi Adil Makmur. Dalam pengejawantahan nilai-nilai ekonomi, Bung Hatta selalu mengedepankan Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 tentang ekonomi kerakyatan.
Dalam pandangannya, Sandiaga menyebut Bung Hatta mendorong ekonomi untuk kemaslahatan bersama. "Nah, ini juga adalah konsep dari digital ekonomi yang ada sekarang," ucapnya.
Topik soal Bung Hatta memang mencuat dibincangkan di media sosial sejak dua hari terakhir. Cucu Bung Hatta, Gustika, melayangkan keberatan atas klaim Dahnil soal Sandiaga yang disebut merupakan representasi baru Bung Hatta.
Gustika berkicau, Bung Hatta tak bisa disamakan dengan siapa pun. Bahkan, kata dia, dengan orang yang memiliki hubungan kekerabatan sekali pun.
Seusai menuliskan protesnya, Gusti menandai akun Dahnil melalui Twitter-nya. Gusti berujar, pihak yang tidak kenal langsung dengan Wakil Presiden RI pertama tersebut seharusnya tidak mengibaratkan Bung Hatta dengan orang lain. Apalagi, ujar dia, demi kepentingan politik.
"Setiap 5 tahun, pasti Bung Karno dan Bung Hatta (dan Jenderal Sudirman) diagung-agungkan. Tetapi setelah menang/kalah pilpres, eh lupa," kata Gustika melalui pesan pendek pada Jumat, 26 Oktober 2018.