Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Deklarasi Prabowo Jadi Capres, Fadli Zon: Masih Lama

Meski Gerindra sudah bergerilya, Prabowo masih belum menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019.

27 Februari 2018 | 16.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon (kanan) saat menunggu antrian untuk mencoblos di TPS 02, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Rabu (9/4). TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan deklarasi pengusungan Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2019 masih menunggu hasil dialog dengan calon partai koalisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"(Deklarasinya) belum, masih lama, lah," kata dia di Gedung DPR, Jakarta pada Selasa, 27 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, Fadli mengatakan Gerindra masih menjajaki koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Komunikasi intensif terus dibangun untuk membuka peluang pencalonan Prabowo Subianto dalam pilpres 2019.

Meski partainya sudah bergerilya, Prabowo Subianto masih belum resmi menyatakan diri akan maju kembali di pilpres 2019. Kader Partai Gerindra di daerah telah mulai melakukan deklarasi dukungan terhadap ketua umum mereka secara bertahap. Deklarasi pertama telah dilakukan oleh Gerindra Banten.

Fadli tak menampik Prabowo belum secara resmi menyatakan maju. "Tapi Pak Prabowo siap," ujarnya.

Menurut Fadli, Prabowo sudah seharusnya maju kembali dalam pilpres karena dia merupakan calon yang tepat untuk melawan Joko Widodo. Jokowi telah dideklarasikan maju sebagai capres oleh sejumlah partai, yaitu PDIP, Nasdem, Golkar, PKB, PPP dan Hanura. Berdasarkan sejumlah survei elektabilitas, nama Prabowo dan Jokowi selalu masuk memperoleh suara terbanyak.

Fadli mengatakan, majunya Prabowo juga bisa menutup kemungkinan calon tunggal dalam pemilihan presiden 2019. "Bagi kepentingan demokrasi sebaiknya jangan ada upaya memaksakan kehendak untuk satu calon yang akan membayakan demokrasi dan masa depan bangsa kita," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus